Surabaya (pilar.id) – Mengejar mimpi tak kenal batas waktu. Hal itulah yang dibuktikan oleh Adinda Cresheilla yang berhasil menjadi Putri Indonesia Jawa Timur 2021-2022.
Selama enam tahun, semenjak dirinya mengikuti kompetisi Putri Indonesia Jawa Timur di tahun 2015, saat dirinya baru lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), namun ketika itu dirinya gagal. Kini ia berhasil menggapai mimpinya yang tertunda.
“Ketika saya gagal, dalam diri saya berjanji akan mencoba lagi dan mempersiapkan secara matang, baik dari fisik, mental, hingga pendidikan,” kenangnya.
Semenjak itulah, Dinda bertekad untuk kembali ke Puteri Indonesia Jawa Timur dengan pribadi yang lebih siap dan dewasa
“Saya tuntaskan dulu pendidikan ku yang mendapat program double degree dari UI yaitu, sarjana ilmu sosial di UI 2 tahun dan sarjana komunikasi di Melbourne Australia 2 tahun. Serta bekerja terlebih dahulu,” jabar Dinda yang kini tinggal di Malang.
Hal itu dilakukannya, karena ia menilai ajang Putri Indonesia tak hanya memandang dari kecantikan fisik, namun dari pendidikan dan pemikiran dewasa dari peserta yang menjadi nomor satu di kompetisi ini
“Jadi wajar kalau dulu saya gagal, karena di Putri Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar. Saya dulu semangatnya on fire, tetapi tanpa persiapan, namun di tahun 2021 saya optimis karena sudah menyiapkan semuanya sejak awal 2021,” ujar anak ke tiga dari 4 bersaudara ini.
Hingga di tahun 2021, dirinya merasa persiapannya sudah cukup matang, dan memberanikan diri mendaftar kembali yang menghantarkannya kini menjadi Putri Indonesia Jawa Timur 2021-2022
“Awalnya sangat takut, apalagi sainganku yang usianya lebih muda, tetapi aku tetap optimis. Saat dinobatkan pun, saya sempat syok. Tetapi sekarang sudah 3 bulan menjalankan, mulai berkurang rasa takutnya,” akunya
Dalam prosesnya, ia menjelaskan. Jika audisi di bulan Juli, lanjut di babak penyisihan semifinalis diantara bulan Agustus hingga September, diakhir September setelah 3 hari karantina di Surabaya, dilanjutkan malam grandfinal.
” Selama 3 hari karantina, dipadatkan semua kegiatannya dari psikotes, publik speaking, q&a dan gladi bersih, serta lainnya,” sebut Dinda yang telah terjun di dunia modeling sejak umur 15 tahun.
Selama menjadi Putri Indonesia Jatim, kini dirinya disibukan dengan kunjungan kerja di beberapa wilayah Jatim, serta membuat program yang bekerja sama dengan pemerintah.
“Meski begitu, saya bersyukur punya keluarga dan teman-teman yang bisa mendukung prioritas saya saat ini, seperti mengagendakan kegiatan yang disesuaikan dengan agenda saya. Jadi masih tetap merasakan quality time bareng teman atau keluarga,” syukurnya.
Tak hanya itu, atas penobatannya sebagai Putri Indonesia Jatim yang akan melanjut ke Nasional. Dirinya ingin membuktikan, bahwa meski ia dari kota kecil, tetapi ia tak takut bermimpi setinggi dan sebesar apapun
“Walau dicaci maki orang sebesar apapun jangan goyah, jadikan sebagai semangat yang penting berusaha semampu mungkin dan berdoa,” tegas perempuan yang hobi di beberapa bidang olahraga ini.
Dalam dua bulan kedepan, Dinda akan mempersiapkan dirinya menuju Putri Indonesia Nasional menjadi wakil Jawa Timur ke Putri Indonesia.
“Saya mempersiapkan diri lebih lagi dari public speaking, catwalk, photo shot, bahasa inggris dan lainnya. Saya harap bisa memberikan prestasi lebih nyata untuk Jawa Timur,” tutup Dinda. (jel)