Labuan Bajo (pilar.id) – Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya yang dilakukan oleh GoTo Impact Foundation (GIF) dalam mengembangkan ekosistem inovasi melalui inisiatif Catalyst Changemakers di kawasan Golo Mori, Labuan Bajo.
Disampaikan dalam keterangan tertulis, Jumat (8/12/2023), program ini dirancang untuk menggabungkan berbagai inisiatif luar biasa dari para katalisator, terutama dalam pengelolaan sampah, guna menciptakan solusi yang signifikan dalam mendukung pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di salah satu destinasi pariwisata super prioritas nasional.
“Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi inisiatif ini,” ujar Wamenparekraf Angela saat melakukan tinjauan di kawasan Golo Mori pada Rabu (6/12/2023).
Golo Mori, yang hanya berjarak 25 km dari Labuan Bajo, diketahui memiliki keindahan alam yang memukau. Sejak tahun 2023, pemerintah telah melakukan pengembangan infrastruktur dan membuka akses jalan untuk mendukung transformasi Golo Mori menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dengan potensi Golo Mori sebagai destinasi wisata kelas dunia, kerja sama kolaboratif diperlukan untuk memastikan pengembangannya sejalan dengan visi pariwisata Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan. Salah satu aspek yang penting adalah implementasi sistem pengelolaan sampah yang efektif.
“Kami selalu menyambut baik kolaborasi seperti ini, terutama dari GoTO Foundation. Programnya sudah matang dan timnya telah berada di sini selama tiga bulan, disesuaikan dengan kondisi di lapangan,” kata Wamenparekraf Angela.
Selain pengelolaan sampah, Angela menekankan pentingnya pemanfaatan dan pengembangan potensi sektor pertanian untuk menjadikan Golo Mori sebagai desa berdaya dengan pariwisata berkelanjutan. Konsep pertanian regeneratif diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan dan hasil pertanian, yang pada gilirannya akan memperkuat rantai pasok sektor pariwisata.
“Dengan hasil pertanian yang meningkat, dapat menjadi pemasok untuk pariwisata di Golo Mori, bahkan hingga Labuan Bajo. Hal ini memungkinkan partisipasi masyarakat dalam sektor pariwisata tidak hanya sebagai pelayan hotel, tetapi juga sebagai pendukung rantai nilai pariwisata,” ungkap Wamenparekraf Angela.
Ketua Yayasan GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, menyoroti potensi pariwisata yang besar di Golo Mori. GIF bertekad mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan menyatukan para changemaker dari berbagai daerah, mengintegrasikan kearifan lokal dan budaya.
“GoTo Impact Foundation ingin mendukung bagaimana kita bisa menyatukan para changemaker tidak hanya dari Golo Mori atau Labuan Bajo, tetapi juga dari seluruh Nusantara. Kami ingin menyatukan ini dengan kearifan lokal dan budaya lokal. Changemaker kami telah berada di Golo Mori selama tiga bulan untuk berinovasi dan berkolaborasi,” kata Monica. (usm/hdl)