Jakarta (pilar.id) – PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) resmi menutup Posko Angkutan Lebaran 2025 pada Jumat, 11 April 2025. Selama 22 hari operasional, sejak 21 Maret hingga 11 April 2025 (H-10 hingga H+10), InJourney Airports mencatat total pergerakan penumpang pesawat di 37 bandara mencapai 10,67 juta orang.
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, menyampaikan bahwa penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini berjalan lancar, aman, dan tetap mengutamakan kualitas pelayanan bagi para pengguna jasa.
“Terima kasih atas dukungan dari seluruh pihak, termasuk mitra operasional, aparat keamanan, dan seluruh petugas bandara, sehingga operasional selama musim puncak Lebaran dapat berjalan optimal,” kata Faik.
Jumlah penumpang tahun ini tumbuh sekitar 2 persen dibandingkan Angkutan Lebaran 2024 yang mencatatkan 10,46 juta penumpang. Pertumbuhan ini turut dipicu oleh respons positif masyarakat terhadap program penurunan harga tiket pesawat yang dilakukan menjelang Lebaran.
InJourney Airports turut mendukung program tersebut dengan menurunkan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC), serta tarif Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U).
Puncak arus mudik tercatat pada Jumat, 28 Maret 2025 (H-3), dengan 563 ribu penumpang. Sementara puncak arus balik terjadi pada Minggu, 6 April 2025 (H+5), dengan 598 ribu penumpang.
Bandara tersibuk selama masa angkutan Lebaran 2025 antara lain:
- Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang: 3,55 juta penumpang
- Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali: 1,38 juta penumpang
- Bandara Juanda, Surabaya: 938 ribu penumpang
- Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar: 642 ribu penumpang
- Bandara Kualanamu, Deli Serdang: 520 ribu penumpang
Total pergerakan pesawat di seluruh bandara yang dikelola mencapai 75.486 penerbangan. Jumlah ini termasuk 3.276 penerbangan tambahan (extra flight), yang terdiri dari 3.119 penerbangan domestik dan 157 penerbangan internasional.
“Rata-rata tingkat keterisian tempat duduk penumpang (load factor) selama periode angkutan Lebaran mencapai sekitar 80 persen. Penerapan kebijakan Work From Anywhere (WFA) juga membantu pemerataan jadwal keberangkatan, sehingga lalu lintas penumpang lebih terkendali,” tambah Faik.
Keberhasilan ini menjadi cerminan kesiapan dan komitmen InJourney Airports dalam memberikan layanan terbaik selama periode padat penumpang, serta mendukung kelancaran mobilitas masyarakat Indonesia saat momen penting seperti Lebaran. (usm/hdl)