Jakarta (pilar.id) – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ) mengumumkan pencapaian kinerja operasional dan keuangan pada tahun buku 2023. Berdasarkan laporan tersebut, ANJ berhasil mencatat kinerja produksi yang positif dengan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 4,8 persen, mencapai 881.051 metrik ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 840.581 metrik ton.
Peningkatan produksi TBS ini turut mendorong pertumbuhan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 2,9 persen, mencapai 283.659 metrik ton.
ANJ juga mencatatkan peningkatan signifikan pada produksi Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 38,7 persen, mencapai 1.459 metrik ton pada tahun 2023, yang berasal dari pabrik pengolahan mereka di Papua Barat Daya.
Namun, produksi Palm Kernel (PK) mengalami penurunan menjadi 52.432 metrik ton pada tahun 2023, disebabkan oleh sifat genetik dari kelapa sawit yang baru ditanam menghasilkan inti sawit atau PK yang lebih kecil.
Direktur Keuangan ANJ, Nopri Pitoy, menjelaskan bahwa seiring dengan pertumbuhan produksi TBS dan CPO yang positif, ANJ mencatatkan peningkatan volume penjualan CPO sebesar 4,9 persen, mencapai 288.941 metrik ton dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya sebesar 275.320 metrik ton.
Selain itu, ANJ juga berhasil menjual sebanyak 1.049 metrik ton PKO, mengalami peningkatan sebesar 13,1 persen secara tahunan. Meskipun begitu, volume penjualan PK mengalami penurunan sebesar 4,4 persen, sejalan dengan penurunan produksi PK.
Nopri menjelaskan dalam paparannya bahwa laba bersih ANJ mengalami penurunan menjadi USD 1,9 juta pada tahun 2023, turun dari USD 21,2 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh Harga Jual Rata-rata (HJR) yang lebih rendah, ditambah dengan peningkatan biaya depresiasi dan bunga pada tahun 2023.
Biaya operasional perkebunan yang baru menghasilkan di Papua Barat Daya, serta dari area penanaman kembali di perkebunan Sumatra Utara I dan Pulau Belitung juga mengalami peningkatan.
Sementara itu, produksi dari perkebunan-perkebunan tersebut diproyeksikan akan mencapai level optimal dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Nopri menyatakan optimisme bahwa ANJ akan terus meningkatkan produksi CPO dalam jangka panjang seiring dengan profil usia perkebunan yang masih berada pada usia produksi prima. (ret/hdl)