Jakarta (pilar.id) – PT Astra Land Indonesia mengembangkan bisnis properti kawasan segitiga emas industri Kabupaten Tangerang, Cikupa.
Disampaikan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/1/2023), perusahaan joint venture Astra Property dan Hong Kong Land ini menilai, Cikupa adalah kawasan yang terus berkembang.
Selain jadi area bisnis, Cikupa juga disiapkan untuk pengembangan lahan residensial yang asri dan lapang.
“Kami akan mengaplikasikan peningkatan kualitas ekologi kawasan, pengolahan limbah air hujan yang berorientasi ramah lingkungan, dan penyediaan ruang terbuka hijau yang terkoneksi dengan baik,” jelas Alvin Kurniawan, Head of Marketing PT Lazuli Karya Sarana (LKS).
LKS adalah anak perusahaan Astra Land Indonesia yang akan mengembangkan gagasan township atau kota mandiri dengan konsep desain lanskap eco-green.
“Prinsip pelestarian lingkungan hidup diutamakan, sehingga tercipta lingkungan yang baik tidak hanya bagi penghuni kawasan, tetapi juga menciptakan habitat alam untuk tanaman dan berbagai makhluk hidup lainnya,” tambah Alvin.
Lewat prinsip ini, lanjut dia, diharapkan terwujud kawasan yang layak huni, lestari dan selaras dengan alam.
Alvin pun mengatakan, pembangunan township ini akan menerapkan karakter lanskap yang berbeda pada masing-masing kluster, yakni Vibrant, Clarity, Healing dan Graceful.
“Setiap tema akan direpresentasikan dengan karakter hardscape, softscape dan program sesuai temanya. Seperti halnya kluster healing akan mempunyai fitur lanskap dengan suasana damai dan menenangkan dengan penyediaan therapeutic garden dan warna-warna yang calming,” jelasnya.
Melengkapi penjelasan ini, Anton Siura, Founder dan Principal SIURA, konsultan lanskap projek mengatakan, untuk kluster pertama di township nantinya akan memiliki pocket atau kantung taman yang tersebar merata di axis kluster serta dapat diakses dengan mudah oleh penghuni.
“Fasilitas yang direncanakan akan hadir di taman juga akan didesain untuk berbagai usia penghuni, di antaranya adalah Study Corner, Park Avenue, Community Plaza, Playground, Play Court, Natural Stream, dan Community Garden,” kata Anton.
Dengan konsep lanskap yang natural, lanjut dia, penghuni akan merasakan layaknya berada di dalam taman yang sejuk dan rindang melalui pemilihan vegetasi lokal yang beragam.
Konsep ide kembali ke alam juga akan diperkuat dengan kehadiran green belt, yakni lewat taman seluas 4.5 hektare yang berfungsi sebagai paru-paru hijau dan biru kawasan residensial.
Green belt ini nantinya juga akan befungsi sebagai ruang untuk peningkatan kualitas air, ruang rekreasi bersama, dan juga peningkatan kualitas ekologi lingkungan hidup. (ret/hdl)