Papua (pilar.id) – Taman Wisata Alam Kota Sorong, Papua Barat kini memiliki hiburan baru. Bagi mereka yang berkunjung ke wisata yang ada di hutan Matoa ini, kini bisa menikmati hiburan atraksi lebah trigona.
lebah-lebah ini merupakan hasil budidaya dari Kelompok Tani Hutan Matoa. Lebah trigona sendiri merupakan lebah berukuran besar yang sering hidup dan dijumpai di kawasan hutan. Ia diikenal sebagai lebah yang ramah karena secara natural, mereka tidak memiliki sengat.
Selain dibudidaya untuk atraksi, koloni lebah trigona juga dijual oleh Kelompok Tani sebagai salah satu sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Budidaya lebah trigona yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan Matoa tersebut sudah berjalan sejak 2019 dengan bimbingan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat.
Polisi Hutan BBKSDA Papua Barat yang mendampingi Kelompok Tani Hutan Matoa, Desi Nababan di Sorong, Rabu (2/3/2022) mengatakan bahwa tujuan program budidaya lebah trigona tersebut guna dijadikan atraksi wisata bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan taman wisata alam tersebut.
Selain itu, kata dia, hasil budidaya terutama koloni lebah dijual oleh Kelompok Tani Hutan untuk mendapatkan uang demi peningkatan perekonomian masyarakat.
“Tujuan program budidaya lebah ini guna meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan taman wisata alam Sorong agar mereka benar-benar menjaga kelestarian kawasan” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa sejak awal budidaya tahun 2019 hingga sekarang sudah 77 kotak lebah trigona yang di produksi oleh Kelompok Tani Hutan Matoa untuk atraksi wisata dan juga jual bagi wisatawan yang berkunjung.
“Masyarakat yang tergabung dalam kelompok Tani Hutan Matoa sangat antusias dengan program budidaya lebah trigona ini sebab ada manfaatnya ekonomi yang mereka rasakan,” tambah dia.
Anggota Kelompok Tani Hutan Matoa Taman Wisata Alam Kota Sorong, Ester Bunisau yang juga pemandu wisata mengakui bahwa program budidaya lebah trigona tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Menurut dia, selain manfaat ekonomi dalam hal ini penghasilan tetapi juga ilmu pengetahuan baru tentang bagaimana budidaya lebah trigona yang sangat jarang di Papua Barat.
“Kami berikan apresiasi terhadap BBKSDA Papua Barat yang menjalankan program budidaya lebah trigona tersebut dan berharap ada peningkatan pelatihan pengelolaan dan produksi yang lebih berkualitas Hutan lestari masyarakat sejahtera,” tambah dia. (lin/fat/antara)