Manokwari (pilar.id) – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, melaksanakan safari politik di berbagai wilayah Papua, dengan singgah di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua Barat, pada Senin (20/11/2023). Kehadiran Ganjar disambut hangat oleh warga setempat dan tokoh masyarakat.
Kunjungan Ganjar ke Pulau Mansinam tidak hanya sekadar acara politik, tetapi juga menjadi kesempatan bagi mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut untuk berdiskusi dengan warga dan tokoh masyarakat setempat. Selain menjalin keakraban, Ganjar juga aktif mendengarkan dan menyerap aspirasi masyarakat setempat.
Usai diskusi, Ganjar memanfaatkan kesempatan untuk menjelajahi Pulau Mansinam, khususnya tempat-tempat bersejarah dan situs religi Kristen Protestan. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah sumur tua yang konon dibangun pada tahun 1872 oleh Pendeta Van Hasselt bersama warga Pulau Mansinam yang menjadi anak didiknya.
Ganjar mengungkapkan kagumnya terhadap keindahan Pulau Mansinam yang tidak hanya menyimpan sejarah peradaban Papua tetapi juga kaya akan budaya masyarakat yang religius.
“Saya disambut dengan sangat luar biasa dan ternyata mengharukan betul, sambutan masyarakatnya sangat hangat, dan inilah yang membikin rasanya pengen selalu ke tanah ini,” ujar Ganjar.
Politikus berambut putih ini pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat dan melestarikan Pulau Mansinam dengan baik, mengingat pulau ini memiliki sejarah panjang sebagai tempat pertama kali penginjil datang ke Papua.
“Ini pulau yang punya sejarah yang sangat panjang ternyata. Para ketua menyampaikan kepada saya, inilah para penginjil pertama kali datang. Dan disinilah gua yang penuh bersejarah, dan semua menyarankan. ‘Pak Ganjar apakah bapak berkenan ke Pulau Mansinam di Manokwari?’ saya katakan, ‘Saya akan datang’,” ungkap Ganjar.
Ganjar juga menyampaikan bahwa ini bukan kunjungan pertamanya ke Manokwari. Sebagai anggota DPR RI, ia pernah terlibat dalam perancangan pemekaran wilayah di Indonesia, termasuk Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua.
“Ini bukan kunjungan saya yang pertama, karena waktu mendesain berapa provinsi yang ada di Papua atau DOB, saya salah satu yang ikut mendesain itu. Dulu desainnya lima, sekarang malah enam,” pungkasnya. (hdl)