Jakarta (pilar.id) – Hujan lebat yang mengguyur Australia Timur sepanjang dua minggu terakhir menyebabkan banjir besar, bahkan yang terbesar dalam sejarah di Australia, yang menewaskan sedikitnya 22 orang. Di luar itu, banjir juga memaksa ribuan orang untuk mengungsi.
Dalam pernyataannya Perdana Menteri Scott Morrison mengakui, perubahan iklim membuat kehidupan di negara itu jauh lebih sulit. Morrison yang sempat dituduh memperlambat rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca itu mengatakan, penyebab utama banjir ini jelas penyebabnya.
Dua tahun lalu, Australia mengalami darurat kebakaran hutan terkait perubahan iklim. Pemerintah juga mendeklarasikan keadaan darurat lainnya, seperti banjir dari curah hujan ekstrem.
“Kami menghadapi iklim yang berbeda dengan yang kami hadapi sebelumnya. Saya pikir ini fakta yang jelas,” katanya.
Sejak akhir Februari banjir di Australia telah mengubah lanskap penanganan bencana. Sydney mencatat kenaikan volume air akibat banjir hingga 24 inci sejak 22 Februari. Lalu Brisbane dilanda hujan dengan volume air yang naik jadi 26 inci antara 25 Februari hingga 28 Februari, dan Kota Dunoon yang hampir melampaui total mingguan Brisbane dalam satu hari, dengan kenaikan 31 inci.
Menanggapi banjir yang terjadi, Morrison mencatat bahwa Kota Lismore, tempat banjir paling ekstrem, adalah peristiwa sekali dalam 500 tahun.
Yang jelas, bencana banjir yang terjadi di Australia ini mengundang keprihatinan Pangeran Charles dan istrinya, Camilla. Dalam pernyataannya ia menyebut siap untuk mendukung rakyat Australia, Kamis (10/3/2022) lalu.
“Banjir ini, bersama dengan kebakaran hutan di Australia yang mengejutkan dunia lebih dari dua tahun lalu, mengingatkan kita semua bahwa peristiwa cuaca ekstrem menjadi jauh lebih umum,” kata pasangan itu.
Perubahan iklim, tulis Charles, bukan hanya tentang kenaikan suhu. Ini juga tentang peningkatan frekuensi dan intensitas fenomena cuaca berbahaya yang dulu dianggap langka.
Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa mengingatkan, kenaikan suhu global akan meningkatkan jumlah banjir, sehingga peristiwa semacam itu dapat terjadi beberapa kali dalam setahun. Dan terbukti, kini, ketika sungai-sungai di seluruh Australia Timur meluap, banjir menggenangi jalan, rumah, lingkungan, dan seluruh kota. (ptr/hdl)