Jakarta (pilar.id) – Sosial media adalah produk yang terus melekat dalam kehidupan kita. Karenanya, bijak dalam menggunakan media sosial sangat penting dilakukan. Sayang, ada di antara kita masih abai dalam sikap ini. Reshare, posting, hingga berkomentar, sering tak berpikir panjang soal konsekuensi.
Memposting terlalu banyak informasi tentang kehidupan pribadi akan menimbulkan berbagai macam risiko, mulai dari pencurian identitas hingga pencemaran nama baik.
Karena itu, sebelum mengunggah sesuatu ke internet, penting untuk berpikir dua kali dan memastikan bahwa kita melakukan segala yang kita bisa untuk menghindari memposting sesuatu yang nantinya berpotensi menimbulkan banyak masalah. Biar tak salah langkah, berikut beberapa hal yang wajib dihindari saat bersosial media.
1. Jangan Unggah Foto dan Data Pribadi Anak
Beberapa orang tua saat ini memposting sekitar 1.000 gambar di berbagai situs media sosial di mana semua orang dapat melihat anak-anak mereka bahkan sebelum mencapai usia 5 tahun. Selain itu, sebagian besar anak-anak ini dapat dilacak di internet karena ada gambar mereka di situs-situs sebelum usianya 2 tahun.
Itu adalah masalah privasi yang cukup rumit, sebab anak-anak mereka belum bisa memilih untuk menjaga prifasinya sendiri. Sedangkan tidak banyak Ibu-ibu itu yang mau dan rela meluangkan waktunya untuk membaca dan belajar menggunakan media sosial yang bijak. Para Ibu itu, selanjutnya mulai bersaing untuk mendapatkan lebih banyak jumlah menyukai sambil mengabaikan bahaya mengekspos anak-anak mereka ke publik online.
Tapi bukan hanya memposting gambar saja yang berisiko. Memberikan informasi pribadi terkait parenting dan kesehatan anak juga sebenarnya tidak direkomendasikan. Sementara banyak orang tua baru berkonsultasi dengan orang lain di media sosial untuk meminta nasihat dari orang lain yang lebih berpengalaman, melakukan hal ini berpotensi membuat anak menjadi malu karena diekspos berlebihan oleh orang tuanya. Nantinya, anak tersebut bisa menjadi korban pelecehan dan cyberbullying.
2. Memberi Tahu Biodata Diri
Mempublikasikan tanggal lahir agar dilihat di media sosial dan mendapatkan notifikasi dan ucapan selamat adalah hal yang lumrah dilakukan banyak orang saat ini. Namun, meskipun pada awalnya tampak tidak berarti, mengungkapkan informasi ini jauh lebih berisiko tanpa disadari kebanyakan orang.
Tanggal lahir biasanya digunakan untuk memulihkan kata sandi akun, itu berakibat pada mudahnya hacker dan kejahatan publik lainnya. Informasi terlalu lengkap di media sosial bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri pengunggah.
Potensi risiko lain yang mungkin di hadapi saat mempublikasikan tanggal lahir di profil adalah mengizinkan orang lain mengetahui kata sandi untuk mengakses rekening, kartu kredit dan aset-aset berharga lainnya. Ini bisa menjadi sangat berbahaya.
3. Berita Hoax
Sulit untuk menyangkal bahwa berbagi informasi di media sosial dapat berkontribusi untuk menciptakan suasana kebebasan berbicara. Namun, penting untuk dipahami bahwa kebebasan baru itu datang dan bisa jadi menjadi ladang manipulatif bagi sebagian orang.
Media sosial juga dapat berkontribusi pada terciptanya penyebaran berita palsu. Ini biasanya dibuat dengan maksud yang berbeda-beda, tetapi dalam beberapa kasus, mereka diketahui mendiskreditkan seseorang atau perusahaan, mengubah konten yang menyesatkan menjadi viral, atau membuat berita dengan topik-topik aneh sehingga menjadi bahan untuk mencari uang dengan cepat atau popularitas.
Membuat dan membagikan berita palsu dapat memiliki beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan. Diantaranya adalah meningkatnya permusuhan terhadap kelompok tertentu, penyerangan terhadap integritas seseorang, dan hilangnya reputasi perusahaan atau media yang berkontribusi dalam penyebarannya.
Berita hoax semacam itu dapat berakibat fatal. Terutama bagi orang yang minim pengetahuan sehingga mudah mencerna berita dari sumber yang tidak jelas.
4. Jangan Unggah Percakapan Pribadi
Ada banyak orang di luar sana yang tidak menemukan masalah dalam membagikan tangkapan layar percakapan WhatsApp pribadi. Bahkan dalam sedikit kasus walau pun memiliki persetujuan orang lain, melakukan hal itu dapat dianggap sebagai kejahatan di beberapa negara jika pada akhirnya melanggar hak untuk berkomunikasi secara pribadi, mengungkapkan rahasia, dan atau merusak reputasi seseorang yang terlibat dalam percakapan tersebut.
Meskipun ingin mengunggah, pikirkan lagi berulang kali, percakapan pribadi seperti itu dapat dikecam dan mempengaruhi pikiran orang untuk berbuat hal yang sama. Selain itu dapat juga mempengaruhi prinsip hidup orang lain, dari hasil melihat tangkapan layar yang tidak penting untuk diketahui banyak orang.
Itulah sebabnya, untuk menghindari masalah hukum jangan mengunggah pesan pribadi ke sosial media. Menahan diri dari berbagi percakapan pribadi dengan teman atau pihak lain adalah hal yang sangat bijak.
5. Menunjukan Gambar yang Berpotensi Memalukan
Terlepas dari betapa beraninya orang-orang sekarang unggah gambar ke media sosial, hendaknya selalu berpikir dua kali sebelum mempublikasikannya. Mengingat jika tidak memperhatikan keseluruhan isi dalam gambar, bisa jadi gambar itu mengandung informasi sensitif.
Misalnya pada kasus foto-foto tempat kerja Pangeran William diunggah secara online dan kebetulan muncul kata sandi ke sistem Kementerian Pertahanan Inggris. Tentu itu akan menjadi masalah yang sangat besar. Pemerintah setelah insiden itu, kemudian dipaksa untuk mengatur ulang seluruh sistem dan mengubah kata sandinya.
Contoh ini menggambarkan pelajaran penting tentang privasi. Jika masih ingin mengunggah hal-hal yang berhubungan dengan prifasi, pastikan untuk tidak memperlihatkan layar komputer, rekening koran, tiket perjalanan, atau apa pun dokumen lain yang berisi informasi rahasia. Bagaimanapun, yang terbaik adalah memeriksa ulang foto atau gambar sebelum mempostingnya untuk memastikan tidak ada detail yang memalukan atau informasi sensitif yang nantinya dapat digunakan untuk menjatuhkan pemiliknya sendiri. (put)