Jakarta (pilar.id) – Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Mayjen TNI Dedi Sambowo mengatakan, sebanyak 68 narapidana teroris tengah menjalani proses identifikasi di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Identifikasi ini merupakan tahapan pertama sebelum mengikuti program deradikalisasi.
“Proses identifikasi berlangsung selama tiga hari dari tanggal 12-14 September 2022 dengan melibatkan 3 institusi yaitu BNPT, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM), dan Polri,” kata Dedi, di Jakarta, Senin (12/9/2022).
Hasil identifikasi ini akan menjadi acuan dalam melakukan tahapan-tahapan selanjutnya yakni rehabilitasi, reedukasi, dan reintegrasi sosial. Dedi menjelaskan, identifikasi dan penilaian menjadi tahapan yang penting untuk menentukan metode pembinaan napiter hingga ke tahap akhir.
Dia berharap melalui hasil asesmen ini BNPT RI, Kemenkumham RI dan Polri dapat merumuskan program deradikalisasi yang tepat sasaran. “Saya berharap, ini dapat menciptakan produk-produk yang jitu menurut tingkat keterpaparannya,” kata Dedi.
Sementara itu Direktur Deradikalisasi BNPT RI Prof Irfan Idris mengatakan, inti dari program deradikalisasi terdiri atas tiga unsur yaitu pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan. Kegiatan pembinaan dilakukan melalui wawasan kebangsaan, keagamaan, dan kewirausahaan.
Sedangkan pendampingan, menurut Irfan Idris, dilakukan bersama unsur masyarakat agar tidak ada penolakan maupun stigma buruk terhadap napiter. Selanjutnya, pemberdayaan yang merupakan bagian dari reintegrasi sosial.
Dia berharap, identifikasi dan penilaian ini dapat memperkuat aktivitas pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan napiter dalam program deradikalisasi. “Agar kegiatan ini bisa memperkuat dan menginspirasi tahapan-tahapan deradikalisasi selanjutnya,” jelasnya. (ach/hdl)