Jakarta (pilar.id) – Hingga Juni 2022, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah menyalurkan pembiayaan untuk sektor pertanian dan perkebunan sebesar Rp12,6 triliun. Angka tersebut berkontribusi sebesar 6,6 persen dari total pembiayaan BSI.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, perseroan akan terus memacu penyaluran pembiayaan di sektor tersebut, seiring komitmen untuk mendukung green economy dan memperkuat ketahanan pangan nasional. “Pertanian dan perkebunan menjadi salah satu sektor yang dibidik perseroan guna meningkatkan kontribusi BSI dalam hal green economy,” kata dia , di Jakarta, Senin (19/9/2022).
Menurut Anton, dengan adanya kesinambungan pertanian dan perkebunan yang dikelola dengan baik, maka sektor ini akan memberikan dampak positif untuk kemajuan ekonomi yang berkelanjutan. Karena itu, BSI akan terus memberikan kontribusi nyata, terutama dalam hal pendanaan.
“Ini menjadi komitmen BSI untuk ambil peran dalam memajukan komoditi pertanian dan perkebunan, dimulai dari hulu yakni kemudahan akses permodalan pembiayaan pupuk,” kata Anton.
Untuk mendukung upaya tersebut, BSI memperkuat kerja sama dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terkait penyediaan fasilitas pembiayaan dan fasilitas pengalihan hutang untuk distributor pupuk. Pada tahap awal, BSI menyiapkan pendanaan lebih dari Rp100 miliar guna mendorong para distributor pupuk naik kelas.
Selain itu, BSI juga telah menyiapkan skema pembiayaan berbasis syariah untuk lebih dari 300 perusahaan distributor PKT, khususnya terhadap distributor pupuk non subsidi. “Selain menjadi mitra untuk mengakses permodalan, BSI juga telah menyiapkan serangkaian strategi untuk meningkatkan supply chain perdagangan pupuk Indonesia,” kata Anton.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Umum PT Pupuk Kaltim Qomaruzzaman menyampaikan, para distributor memiliki peranan penting untuk penyaluran pupuk sampai ke petani. Sehingga ketersediaan pupuk dapat terjaga dan akses bahan baku dapat terjangkau dengan mudah.
“Penyaluran pupuk yang tepat akan berpengaruh terhadap produktivitas yang mampu meningkatkan profitabilitas petani untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” kata dia. (ach/fat)