Jakarta (pilar.id) – Kualitas generasi penerus bangsa dipengaruhi pembangunan kesehatan dan makanan dengan gizi yang seimbang.
Anak-anak yang menderita stunting terjadi gagal tumbuh, ditunjukkan dengan perkembangan kecerdasan yang terhambat dan tinggi badan pendek.
Oleh karena itu, sebagai isu prioritas nasional, program penurunan stunting terus dioptimalkan. Salah satunya, melalui momen Hari Gizi Nasional (HGN) yang diperingati setiap 25 Januari oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan mengusung tema “Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting di Indonesia”
“Sebenarnya, stunting itu bisa terjadi pada saat bayi lahir, dengan presentase 20 persen pada bayi-bayi yang lahir prematur dan berat badan lahir rendah,” ungkap Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Ph.D, SpA(K), Selasa (24/1/2023).
Kemudian, imbuhnya 20 persen lainnya dapat terjadi pada saat pemberian ASI, serta 50 persen diakibatkan makanan pendamping ASI (MPASI) dimana bayi tidak mendapat protein hewani yang cukup.
Damayanti menjelaskan, untuk mencegah stunting sangat penting untuk mengonsumsi protein hewani seperti telur, ayam, ikan, daging cincang, hingga susu sapi UHT dengan pemberian porsi yang tepat agar kebutuhan protein harian tercukupi dengan baik.
“70 persen sumber energi untuk umur 6 sampai 8 bulan itu masih dari ASI. Jadi dari MPASI hanya 30 persen yakni 200 kkal. Lalu, kebutuhan protein harian minimal yang harus terpenuhi untuk usia ini 15 gram atau 30 persen protein hewani atau 1 butir telur,” jelasnya.
Kemudian, pada usia 9-11 bulan, bayi memerlukan 15 gram protein per hari, atau 1 butir telur ayam ditambah setengah hati ayam. Lalu, saat usia 12 sampai 24 bulan, presentase ASI berkurang menjadi 30 persen, 70 persen lainnya berasal dari MPASI.
“Termasuk proteinnya 20 gram per hari, atau setara denagn 1 butir telur ayam dengan 30 gram ikan kembung, dan 1 susu UHT,” imbuhnya.
Sedangkan pada anak berusia 24-60 bulan, total kebutuhan energi MPASI sebanyak 1400 kkal atau 25 gram protein per hari.
“Para orang tua bisa menyediakan 2 butir telur, 1 hati ayam atau 30 gram daging merah, 2 susu UHT atau 30 gram teri nasi,” terangnya. (riz/hdl)