Jakarta (pilar.id) – Aktivitas di Universitas St. Louis, universitas swasta Katolik di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat, berjalan seperti biasa. Tapi di sebuah ruang di Departemen Kimia, kesibukan luar biasa terjadi.
Hari itu, di tengah situasi Perang Dunia kedua yang mulai masuk di fase terakhir, Dr. Chester J. Cavallito dan John Hays Bailey serius menekuni riset pentingnya. Ya, hari itu di tahun 1944, mereka serius membuat penelitian tentang bawang putih.
Perdebatan kecil terus mewarnai penelitian mereka. Hingga akhirnya, Cavallito dan Bailey berhasil mengisolasi senyawa allicin sebagai komponen utama yang bertanggung jawab atas bau dan rasa bawang putih, serta menemukan sifat antimikroba dan antioksidan dari senyawa tersebut.
Siapa menyangk, penemuan ini kemudian membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut tentang manfaat kesehatan bawang putih.
Baik Cavallito maupun Bailey saat itu dikenal sebagai ilmuwan Amerika Serikat yang bekerja di Departemen Kimia Universitas St. Louis pada awal abad ke-20.
Dr. Cavallito dikenal sebagai ahli kimia organik yang lahir pada tahun 1892 di St. Louis, Missouri. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas St. Louis, ia bergabung dengan fakultas universitas tersebut pada tahun 1917.
Sepanjang kariernya sebagai ilmuwan, ia melakukan banyak penelitian tentang senyawa organik dan memiliki banyak publikasi ilmiah yang terkait.
Sementara Bailey adalah mahasiswa doktoral di Universitas St. Louis yang bekerja sebagai asisten peneliti di bawah pengawasan Dr. Cavallito pada saat penelitian tentang bawang putih dilakukan.
Setelah menyelesaikan program doktoralnya, Bailey bekerja di industri kimia selama beberapa tahun sebelum kembali ke St. Louis dan bergabung dengan fakultas Universitas St. Louis sebagai profesor kimia pada tahun 1955.
Mereka berdua kemudian bekerja sama untuk melakukan penelitian tentang senyawa kimia bawang putih pada tahun 1944. Gagasan itu berangkat dari catatan sejarah yang menyebutkan jika sejarah penggunaan bawang putih sebagai obat tradisional ternyata sudah muncul sejak ribuan tahun lalu, terutama di Asia dan Eropa.
Langkah Cavallito dan Bailey dinilai memiliki pengaruh besar pada dunia medis. Pertentangan dunia kedokteran modern dan tradisional yang belum menguat seperti sekarang, membuat langkah keduanya jadi lebih mudah. Nyaris tanpa pertentangan apalagi perlawanan.
Beberapa penelitian lanjutan yang dilakukan oleh berbagai ilmuwan di seluruh dunia kemudian memperkuat manfaat kesehatan lain dari bawang putih. Seperti menurunkan tekanan darah dan kolesterol, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta membantu mencegah penyakit jantung dan kanker.
Sebagai bahan makanan dan obat-obatan tradisional selama ribuan tahun, bawang putih memberi manfaat cukup signifikan untuk banyak hal. Diantaranya;
Menurunkan tekanan darah
Bawang putih dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni kondisi medis di mana tekanan darah seseorang di dalam pembuluh darah secara terus-menerus meningkat di atas batas normal.
Tekanan darah normal biasanya berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Namun, jika tekanan darah terus-menerus tinggi, yaitu lebih dari 140/90 mmHg, maka kondisi ini dapat dikategorikan sebagai hipertensi.
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ dalam tubuh, serta meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memantau tekanan darah secara teratur dan mengontrolnya dengan pola hidup sehat atau pengobatan jika dibutuhkan.
Menurunkan kolesterol
Beberapa studi menunjukkan bahwa bawang putih dapat membantu menurunkan kolesterol LDL atau “jahat” pada orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
Bawang putih mengandung senyawa yang disebut allicin, yang dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, yakni kemampuan tubuh untuk melindungi dirinya dari serangan bakteri, virus, jamur, parasit, dan sel-sel abnormal yang dapat menyebabkan penyakit. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari beberapa jenis sel, organ, dan molekul yang bekerja sama untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit.
Membantu mencegah penyakit jantung
Konsumsi bawang putih secara teratur dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Menurut World Health Organization (WHO), penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, dengan sekitar 17,8 juta kematian pada tahun 2021. Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah juga menjadi salah satu penyebab kematian utama.
Membantu mengurangi risiko kanker
Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker perut dan kanker usus besar.
Dengan gambaran ini, bawang putih kemudian dipercaya memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Meski demikian, penggunaan atau konsumsi bawang putih berlebih atau yang dibarengi dengan pengobatan, perlu mendapat perhatian khusus.
Sejumlah pakar medis juga mengingatkan, pengobatan herbal tidak selalu merupakan solusi yang tepat untuk semua kondisi kesehatan. Ada beberapa kasus di mana pengobatan herbal mungkin tidak aman atau bahkan berbahaya jika digunakan bersama dengan obat-obatan tertentu.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi bawang putih atau suplemen herbal lainnya, terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasar. (hdl)