Jakarta (pilar.id) – Chelsea akhirnya berhasil meraih trofi yang belum pernah mereka dapatkan; Trofi Piala Dunia Antar Klub. Meski harus menunggu hingga babak extra time, penantian Chelsea pun akhirnya tidak sia-sia.
Kemenangan Chelsea atas Palmeiras di laga Final yang berlangsung di Stadion Mohammed Bin Zayed, Minggu (13/2/2022) dini hari, membuat tim asal London ini menjadi tim Inggris ketiga yang berhasil menjadi juara dunia setelah Manchester United dan Liverpool.
Meski mendominasi laga sejak menit pertama, Chelsea berhasil keluar sebagai juara dengan susah payah. Mereka sangat mendominasi penguasaan bola dengan presentase mencapai 70 persen dan Palmeiras 29 persen.
Jumlah pasing kedua tim pun sangat berbeda jauh. Jika Palmeiras hanya mampu membuat 321 umpan sepanjang pertandingan, Chelsea melakukan kombinasi umpan dua kali lipat dengan total 790 kali umpan. Bukan hanya unggul kuantitas, kualitas umpan keduanya pun cukup jauh berbeda.
Chelsea mencatatakan 87 persen akurasi umpan sedangkan Palmeiras hanya membuat 66 persen umpan akurat.
Meski menguasai laga namun, Chelsea tetap berkutat dengan masalah yang sama; kurangnya kreatifitas. Menghadapi Palmeiras yang mengandalkan serangan balik, Chelsea berkali-kali berhasil membawa bola hingga sepertiga akhir petahanan Palmeiras.
Namun, kurangnya kreatifitas dan kemampuan lini depan untuk menahan bola membuat Chelsea juga tak memiliki banyak peluang. Lukaku yang ditugaskan sebagai target man, sering kehilangan bola terutama karena sentuhan pertama yang buruk.
Begitu juga dengan Hodson-Odoi yang bergerak di sayap kiri. Sering kali kehilangan bola ketika hendak melewati lawan.
Chelsea pun akhirnya baru bisa mencetak gol pertama mereka di babak kedua. Bermula dari pergerakan Hodson-Odoi yang membawa bola di tepi garis kiri, melepaskan umpan silang ke depan kotak pinalti Palmeiras.
Lukaku yang dijaga ketat dua pemain bertahan Palmeiras berhasil mendapatkan bola dan melepaskan sundulan keras yang tak dapat ditahan oleh Weverton, kiper Palmeiras. Chelsea unggul 1-0 di menit ke-55.
Namun, keunggulan itu pun tak bertahan lama. Sembilan menit berselang, Palmeiras berhasil menyamakan kedudukan melalui titik pinalti. Sebabnya, Thiago Silva melakukan handsball ketika berduel di udara bersama pemain Palmeiras.
Raphael Veiga yang diberikan tugas melakukan eksekusi pinalti berhasil mengecoh Edouard Mendy dengan melesakkan bola ke samping kiri gawang kiper Chelsea tersebut.
Kedudukan imbang bertahan hingga menit 90 dan membawa pertandingan berlanjut ke babak extra time. Pertandingan tidak banyak berubah meski kedua tim sudah melakukan perubahan strategi.
Beruntung bagi Chelsea, mereka mendapatkan hadiah pinalti di menit ke 117. Bermula dari sepakan pojok, bola yang melambung di dalam kotak pinalti kemudian ditendang oleh Azpilicueta.
Tendangan voli kapten Chelsea tersebut membentur tangan Luan. Setelah wasit melakukan pengecekan melalui VAR, Chelsea pun diberikan hadiah pinalti.
Kai Havertz kembali menjadi pahwalan. Setelah gol tunggalnya melawan Manchester City di final Champions League berhasil menjadi juara. Kali ini gol dari titik pinaltinya berhasil membawa Chelsea menjadi juara Piala Dunia Antar klub.
Berkat kemenangan ini, Chelsea pun berhasil meraih semua trofi yang mungkin mereka menangkan di era kepemilikan Romah Abramovic.
Tercatat, Chelsea telah menjadi juara Premier League sebanyak 5 kali, 5 kali Juara Piala FA, 3 kali Juara Piala Liga, 2 kali Juara Champions League, 2 kali Juara Europa League, 1 kali Juara Super Cup dan 1 kali Juara Piala Dunia Antar Klub. (fat)