Jakarta (pilar.id) – Kesehatan mental menjadi salah satu masalah yang belakangan menjadi perhatian banyak masyarakat dunia. Termasuk di Indonesia. Sebabnya, banyak masyarakat yang di masa modern ini, mengalami masalah mental.
Terutama para kaum muda. Dan salah satu penyebab utamanya adalah kehidupan di media sosial yang tidak sehat. Selain itu, anak muda saat ini juga merasa bahwa beban kerja, beban kehidupan mereka cukup berat.
Aspek lain yang mudah menjadi penyebab depresi adalah perkara makanan. Sebab, pola makan yang burut bisa meningkatkan gejala depresi. Terutama bagi pria muda yang kerap tidak memperhatikan pola hidup dan pola makan mereka.
Hal ini bisa diatasi dengan beralih ke pola makan yang lebih sehat. Dengan memperbaiki pola makan dan menerapkan diet makanan, bisa membantu mengatasi gejala depresinya.
Hal ini diungkapkan oleh sebuah studi dalam American Journal of Clinical Nutrition. Depresi termasuk faktor risiko yang signifikan untuk seseorang bunuh diri sekaligus penyebab utama kematian pada orang dewasa muda.
Seperti dikutip dari Science Daily, Senin (16/5/2022), dalam studi, para peneliti dari University of Technology Sydney melakukan uji coba kontrol acak selama 12 minggu. Peneliti utama Jessica Bayes mengatakan ini uji klinis acak pertama untuk menilai dampak diet Mediterania pada gejala depresi pada pria muda berusia 18-25 tahun.
“Mereka yang ditugaskan untuk diet Mediterania dapat secara signifikan mengubah diet asli mereka, di bawah bimbingan ahli gizi, dalam jangka waktu yang singkat. Ini menunjukkan dokter dan psikolog harus mempertimbangkan untuk merujuk pria muda yang depresi ke ahli gizi atau ahli gizi sebagai komponen penting untuk mengobati depresi klinis,” jelas dia.
Diet yang digunakan dalam penelitian ini yakni kaya sayuran berwarna, kacang polong dan biji-bijian, ikan, minyak zaitun, dan kacang tanpa garam.
“Fokus utama pada peningkatan kualitas diet dengan makanan utuh segar sambil mengurangi asupan makanan cepat saji, gula dan daging merah olahan,” kata Bayes.
Menurut dia, ada banyak alasan mengapa secara ilmiah makanan mempengaruhi suasana hati. Misalnya, sekitar 90 persen serotonin, zat kimia yang membantu orang merasa bahagia, dibuat di usus oleh mikroba usus. Ada bukti mikroba ini dapat berkomunikasi ke otak melalui saraf vagus atau sumbu usus-otak.
“Untuk memiliki mikroba yang bermanfaat, kita perlu memberi mereka serat yang ditemukan dalam kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran,” tutur Bayes.
Merujuk studi, sekitar 30 persen pasien depresi gagal merespon secara memadai terhadap pengobatan standar untuk gangguan depresi mayor seperti terapi perilaku kognitif dan obat antidepresan. (fat)