Yogyakarta (pilar.id) – Pasar Rakyat Jogja Gumregah segera diselenggarakan dalam dua hari lagi, yakni pada Jumat, 16 September hingga 16 Oktober 2022 mendatang.
Nantinya, perhelatan sebulan penuh ini digelar di Lahan Eks Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kerjasama (STIEKERS), Jl. Parangtritis KM. 3, Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta.
Mengangkat konsep dari Pasar Malam Sekaten, Pasar Rakyat Jogja Gumregah bertujuan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Sabtu Pahing 12 Mulud 1956 Ehe atau Sabtu 8 Oktober 2022 Masehi.
Selain itu, juga sebagai tempat nostalgia bagi masyarakat Yogyakarta untuk mengobati kerinduan masyarakat terhadap Pasar Malam Sekaten yang telah ditiadakan sejak 2018 lalu.
Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra mengatakan, rencananya seremoni pembukaan Pasar Rakyat Jogja Gumregrah akan dibuka oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas pada Minggu (18/9/2022) pukul 16.00 WIB.
Pihaknya telah menyediakan sekitar 250 tenda stand berukuran 4×3 meter dan 3×3 meter. Sementara untuk persiapan, lanjut Hasto, saat ini sudah mencapai 90 persen.
“Persiapannya sudah mendekati 90 persen ya, dalam arti 90 persen ini tenda stand semua sudah berdiri, tinggal nanti para tenand atau penyewa itu mengisi stand nya masing-masing. Kita amati sampai hari ini sudah hampir separuh teman-teman pedagang yang mulai menata dagangannya, mayoritas diisi oleh UMKM kuliner,” jelasnya, Rabu (14/9/2022).
Selain stand tenda yang diisi oleh UMKM, juga terdapat wahana permainan khas perayaan Sekaten seperti wahana tong setan, rumah hantu, komedi putar, kincir angin dan trampolin.
Tak hanya itu, Hasto menambahkan, terdapat panggung rakyat setiap hari selama sebulan penuh yang akan diisi oleh 150 kelompok-kelompok seni antaranya ketoprak, jatilan, tari modern maupun tari klasik, musik religi, shalawatan, hadroh keroncong hingga tembang kenangan yang akan dimulai pukul 16.00 WIB.
Sementara itu, terselenggaranya acara ini berdampak ke banyak sektor. Pada sektor ekonomi, banyak tenand atau penyewa sangat antusias hingga panitia menambah stand tenda.
Banyaknya permintaan ini secara tidak langsung akan membangkitan perekonomian UMKM. Lalu pada sektor sosial dapat memberikan ruang alternatif baru bagi masyarakat ruang publik baru dengan manfaatkan lahan tidur menjadi ruang-ruang publik terbuka, serta pada sektor budaya yang dibuktikan dengan antusiasme kelompok seni untuk berkesenian.
Hasto menghimbau meskipun pandemi berangsur-angsur situasi kembali pulih, namun para pedagang dan pengunjung tetap menerapkan protokol kesehatan.
Ia berharap, dengan gelaran Pasar Rakyat Jogja Gumregrah dapat sesuai temanya, yakni membangkitkan rasa kebersamaan gotong royong, memperkuat ekonomi dari semua pelaku, juga semakin memperkuat citra Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa yang menghadirikan pilhan-pilihan destinasi wisata belanja dan kuliner. (riz/hdl)