Jakarta (pilar.id) – Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Ditjen Bimas Buddha) bekerja sama dengan Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia), Permabudhi (Persatuan Umat Buddha Indonesia), dan lembaga-lembaga keagamaan Buddha lainnya siap untuk menyelenggarakan peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 BE/2023 di Candi Borobudur pada tanggal 4 Juni 2023 mendatang.
Wibowo Prasetyo, Staf Khusus Menteri Agama, mengatakan bahwa perayaan Waisak nanti akan dihadiri oleh banyak Bhikkhu dari berbagai negara, seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
“Kami bangga bahwa Candi Borobudur telah resmi menjadi tempat ibadah bagi umat Buddha, tidak hanya bagi umat Buddha Indonesia, tetapi juga bagi umat Buddha di seluruh dunia,” ujar Wibowo, di Jakarta, Jumat (26/5/2023) lalu.
“Ibu kota Thudong di mana para Bhikkhu berjalan kaki dari Thailand ke Indonesia hingga ke Candi Borobudur,” lanjutnya.
Hari Raya Waisak tahun ini juga menjadi simbol persatuan umat Buddha, di mana dua organisasi keagamaan Buddha terbesar di Indonesia, yaitu Walubi dan Permabudhi, berkomitmen untuk merayakan Hari Raya Waisak secara bersama-sama. Mereka tidak memprioritaskan ego masing-masing, tetapi mengedepankan sikap toleransi dan persatuan,” kata Wibowo.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang libur nasional dan cuti bersama, Hari Raya Waisak jatuh pada tanggal 4 Juni 2023. Detik-detik Waisak di Indonesia akan dirayakan pada pukul 10.41 WIB.
Supriyadi, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, menjelaskan bahwa penetapan Hari Raya Tri Suci Waisak di Indonesia menggunakan metode Purnama-Sidhi yang didasarkan pada perhitungan astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern.
Supriyadi menjelaskan bahwa satu tahun matahari terdiri dari 365 hari, sedangkan satu tahun lunar hanya 355 hari. Oleh karena itu, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya.
Pada tahun kabisat lunar, terdapat 13 purnama dalam setahun. Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda. Oleh karena itu, perhitungannya mengacu pada kalender lunar/chandra Buddhis yang telah disesuaikan dengan perhitungan kalender matahari/solar-surya atau perhitungan luni-solar yang memiliki 7 tahun kabisat lunar dan 7 bulan sisipan dalam satu siklus 19 tahun.
“Tahun 2023 Masehi merupakan tahun kabisat lunar di mana terdapat bulan Waisak ganda. Maka, yang diambil adalah Purnama-Sidhi Waisak kedua yang jatuh pada tanggal 4 Juni 2023,” jelasnya.
Rangkaian acara peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 BE/2023 yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut.
- Acara Bakti Sosial Pengobatan Gratis pada tanggal 30 dan 31 Mei 2023.
- Api Dharma di Mrapen, Grobogan, dan Ritual pensakralan di Candi Mendut pada tanggal 2 Juni 2023.
- Pengambilan Air Berkah di Umbul Jumprit, Temanggung, dan Ritual pensakralan Candi Mendut pada tanggal 3 Juni 2023.
- Acara Kirab Waisak Candi Mendut ke Candi Borobudur, Detik-Detik Waisak, Pradaksina Candi Borobudur, dan Pelepasan Lampion Waisak pada tanggal 4 Juni 2023.
- Acara festival pelepasan lampion menjadi penutup perayaan Waisak 2567 BE tahun 2023. Festival lampion di Candi Borobudur ini juga dapat diikuti oleh masyarakat umum. (hdl)