Sintang (Pilar.id) – Pemerintah Kabupaten Sintang mendorong perbankan melakukan jemput bola ke sekolah-sekolah guna meningkatkan jumlah pelajar yang menabung.
“Saya yakin jemput bola ini akan memacu jumlah pelajar dan mahasiswa yang mau menabung. Kabupaten Sintang ini pernah mendapatkan penghargaan dari Bank Indonesia karena jumlah penabung yang sangat tinggi. Buktinya ada, berupa Tugu Bank Indonesia atau Tugu BI. Dulu jumlah penabung di Kabupaten Sintang meningkat tajam sehingga mendapatkan penghargaan dari Bank Indonesia,” ungkap Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sintang Iwan Setiadi saat mengikuti rapat penyusunan Road Map Percepatan Akses Keuangan Daerah di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Rabu (25/1).
Iwan menjelaskan program tabungan pelajar dan mahasiswa perlu sosialisasi dan publikas sehingga harus didorong lebih kuat. Upaya jemput bola yang dilakukan dengan datang ke sekolah, lalu melakukan pelayanan menabung dan membuka rekening.
Perbankan kata Iwan, bisa mengatur jam pelayanan. Sebulan sekali atau dua bulan sekali. Sebagai percontohan, upaya jemput bola bisa lebih dulu dilakukan untuk sekolah di dalam kota. Setelah sukses baru bergeser ke kecamatan terdekat dan seterusnya.
“Potensi meningkatnya penabung di Kabupaten Sintang pernah ada, pernah terjadi. Ini didorong lagi, dicoba lagi. Potensinya besar saat ini dan masa depan. Kita masih ingin mengejar kuantitas dulu, capaian jumlah pelajar dan mahasiswa yang menabung, selanjutnya baru dorong kualitasnya. Artinya nilai tabungan mereka terus bertambah,” ungkap Iwan.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Magdalena Ukis juga menyampaikan hal yang sama. Dia menyarankan agar perbankan jemput bola ke sekolah untuk memberikan pelayanan kepada para pelajar. Menurutnya program Simpan Pelajar akan didorong di sekolah kota Sintang baru kemudian berlanjut ke pusat kecamatan.
“Ada keluhan dan kesulitan para pelajar untuk menabung karena tidak bisa meninggalkan sekolah saat jam pelajaran untuk pergi ke bank. Sehingga saran saya perbankan jemput bola ke sekolah. Kami siap membantu mengkomunikasikan dengan kepala SD dan SMP se-Kabupaten Sintang,” terang Magdalena.
Rektor Unka Dr Antonius menjelaskan bahwa mahasiswa yang belajar di Unka sekitar 2.500 orang. Lalu ada koperasi mahasiswa yang sudah berjalan sekitar tiga tahun dengan jumlah anggota sebanyak 1.600 orang.
“Aset koperasi mahasiswa sekitar Rp1 miliar. Aset koperasi karyawan juga sekitar Rp1 miliar. Kami sudah merencanakan untuk melaksanakan tabungan mahasiswa dan akan bekerjasama dengan Bank Kalbar. Ini akan membantu ketika mereka akan melakukan registrasi dan antisipasi gangguan ekonomi di tahuh ini,” terang Antonius. (din)