Semarang (pilar.id) – Tiga dosen dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (UNDIP) meraih penghargaan prestisius sebagai peraih hak paten terbanyak di tahun 2022. Prof. Ir. Tutuk Djoko Kusworo, S.T, M.Eng., Ph.D, dan Prof. Dr. Ing. Ir. Suherman, S.T, M.T. dari Departemen Teknik Kimia, serta Dr. Ir. Eddy Prianto, CES, DEA dari Departemen Arsitektur, berhasil meraih peringkat II dan III sebagai Dosen Inventor dengan Capaian Hak Paten Terbanyak, dan peringkat I dengan Capaian Hak Cipta Terbanyak di lingkungan UNDIP pada tahun yang lalu. Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara peringatan Hari Ibu di Lapangan Widya Puraya, UNDIP Tembalang.
Prof. Dr. Ing. Ir. Suherman, S.T, M.T., salah satu penerima penghargaan, menyatakan kebanggaannya dapat mematenkan hasil penelitiannya dan berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Kinerja Utama (IKU) terkait paten di UNDIP. “Saya sangat bangga karena sebagian hasil penelitian bisa diwujudkan dalam bentuk paten, yang pada akhirnya turut meningkatkan pencapaian IKU Paten,” ungkapnya.
Beliau berharap agar paten-paten yang telah didapatkan dapat segera dimanfaatkan dalam dunia industri atau dikomersialkan. “Harapannya, paten yang kami raih dapat segera dimanfaatkan atau diaplikasikan di dunia industri,” tambahnya.
Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. M. Agung Wibowo, M.M, M.Sc, Ph.D, menyampaikan rasa syukurnya atas prestasi yang diraih oleh para dosen tersebut. Baginya, pencapaian ini merupakan bukti pengakuan atas kinerja luar biasa dari sivitas akademika Fakultas Teknik di UNDIP. “Prestasi ini menandakan bahwa mereka diakui di tingkat UNDIP, yang berarti mereka telah mencapai kinerja yang luar biasa,” ungkap Prof. Agung.
Prof. Agung berharap agar prestasi ini dapat dipertahankan ke depannya. Terkait paten, beliau optimis bahwa sivitas akademika Fakultas Teknik dapat terus mematenkan hasil penelitian meskipun prosesnya kompleks. “Ke depan, kita ingin mempertahankan prestasi ini. Mempatenkan hasil penelitian tidak mudah, melibatkan proses administratif yang panjang, namun hal itu tidak menjadi halangan bagi kita, dan para dosen serta guru besar telah memberikan contoh yang baik,” ujar Prof. Agung. (ipl/hdl)