Jakarta (pilar.id) – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto pesimistis dengan program Minyakita yang diluncurkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas). Mulyanto ragu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mampu menjaga minyak goreng (migor) tetap stabil sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.000.
“Jangan belum apa-apa sudah dinaikkan di atas HET,” kata Mulyanto, di Jakarta, Jumat (8/5/2022).
MinyakKita, menurut Mulyanto, bukanlah program baru di pasaran. Untuk diketahui, sebelumnya pemerintah telah meluncurkan program serupa berupa minyak goreng curah rakyat (MCGR).
“Namun migor merek ini kemudian hilang tak terdengar di pasaran. Ditengarai penyebabnya, karena kurang mampu bersaing dan diterima masyarakat. Kini dimunculkan kembali dengan harga sesuai HET,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI ini.
Mulyanto menambahkan, biaya pokok produksi Minyakita dibandingkan dengan harga migor curah, termasuk pengemasannya diperkirakan lebih mahal. Biaya pengemasannya saja bisa lebih dari Rp750 per buah.
Mulyanto berharap, program ini dapat terus berjalan secara konsisten dan bukan sekedar pencitraan untuk menyenangkan masyarakat sesaat. Terlebih, saat ini adalah momentum yang tepat, karena harga crude palm oil (CPO) dunia sedang merosot dan bahan baku migor tersedia secara berlimpah.
“Kemendag harus konsisten dengan harga migor Minyakita yang Rp14.000 per liter ini,” kata dia.
Sebelumnya, Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa kehadiran Minyakita untuk memudahkan masyarakat mendapatkan stok minyak goreng. Selain itu, Zulhas berharap agar pendistribusian minyak goreng dengan harga sesuai HET dapat lebih lancar, melalui rantai distribusi seperti Si Gurih, dan Warung Pangan. (ach/fat)