Salatiga (pilar.id) – Perpaduan manisan buah ditambah dengan buah segar siap menggoyang lidah para penikmat Es Kesambi. Jika kalian jalan-jalan ke Salatiga, hukumnya wajib untuk mampir ke tempat Es Kesambi ini.
Minuman legendaris ini hanya memiliki satu gerai saja, Jl. Kesambi 4, Kalicacing, Kota Salatiga. Konsistensi tempat dan rasanya terus terjaga sejak awal berdiri, 1948.
Hindarto, generasi ketiga Es Kesambi 44, mulai aktif mengelola sejak 1995. Katanya, soal menu, memang tidak pernah berubah dari dulu hingga kini. Pengunjung tinggal pilih, mau es kesambi, es kombinasi, es shanghai, atau es buah.
Dari tiga menu ini ia kemudian menambahkan varian baru agar lebih menarik. Ada sekitar 30 varian macam es hingga sekarang. Sementara untuk makanan, sejak 1948, gerai Es Kesambi 44 hanya menawarkan gado-gado, mie acar, dan tahu lontong. Hindarto juga memberikan promosi diskon 10 persen untuk semua pelajar yang jajan ke tempatnya.
Menurut Hindarto tidak ada cerita yang diturunkan dari keluarganya tentang es ini. Hanya saja orang tuanya berpesan untuk tetap menjalankan usaha ini dari generasi ke generasi. Ia hanya tahu, mengapa diberi nama Es Kesambi, ternyata karena lokasinya berada di Jalan Kesambi 4.
Dalam satu mangkuk Es Kesambi berisi berbagai macam buah segar dan manisan, seperti kelapa muda parut, pepaya, roti, mesis, melon, agar-agar, leci, cendol, susu putih, manisan kolang-kaling, puding, cincau dan es serut.
Uniknya jika umumnya es disajikan dengan mangkuk, namun Es Kesambi ini disajikan menggunakan piring berukuran sedang. Esnya pun penuh satu piring bersama dengan tambahan es batu serut di atasnya. Nikmat sekali disantap saat panas melanda, tetapi walau begitu harganya sangat terjangkau. Varian harganya dimulai dari Rp 3000 hingga Rp 27 saja.
Es Kesambi sejak dulu menggunakan sirup bikinan sendiri. Racikannya tak berubah, tetap sama dari masa ke masa. Hindarto mengaku tidak ingin merubahnya, walau dalam pembuatannya sering kali memakan waktu. Tetapi untuk rasa ia tidak mau kompromi. Namun sekarang untuk santan yang ia pakai menggunakan santan kemasan.
Satu piring Es Kesampi rasanya seperti mencicipi semua varian es menjadi satu. Segar sudah tentu, ditambah dengan buahnya melimpah yang manis dan gurih manisnya manisan. Tentu saja enak dan segar karena dibuat tanpa menggunakan pengawet.
Di musim hujan dan pandemi, penjualan memang merosot tajam. Namun Hindarto mengaku jika ia ingin tetap mempertahankan Es Kesambi, apa pun keadaanya. Sebab, menurut dia, ini adalah mandat dari keluarga. Sehingga ia merasa punya kewajiban untuk menjaga. “Meski dalam sebulan 50 porsi saja kadang tidak sampai,” katanya. (put/hdl)