Jakarta (pilar.id) – Meski film Indiana Jones terakhir tak lagi menyisakan sensasi petualangan seperti yang sudah-sudah, film ini tetap memiliki peminat yang cukup besar.
Bahkan penampilan Harrison Ford yang jelas tak muda lagi, masih dinilai gampang untuk dimaafkan. Gayanya di Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull (2008), jelas tak sama dengan saat muncul di Indiana Jones and the Raiders of the Lost Ark (1981), Indiana Jones and the Temple of Doom (1984), dan Indiana Jones and the Last Crusade (1989).
Lalu tahun ini, film kelima dengan tokoh sentral arkeolog ini muncul. Film berjudul Indiana Jones and the Dial of Destiny ini berkisah tentang Dr Jones yang di masa mendekati pensiun dipaksa untuk menghadapi era baru.
Ia harus bergumul dengan dunia yang mulai terasa lebih besar, lebih luas, dan mengecilkan dirinya. Saat itulah, ia harus bertemu dengan lawan lama yang datang untuk menjarah artefak kuno dan kuat. Dan Indiana Jones, sekali lagi, harus berdiri dan mengenakan topi dan cambuknya, sekali lagi.
Film ini disutradarai James Mangold, menghadirkan sejumlah bintang papan atas seperti Mads Mikkelsen, Phoebe Waller-Bridge, Boyd Holbrook, dan Antonio Banderas.
Bintang lain yang juga hadir di film ini Toby Jones, John Rhys-Davies, Olivier Richters, dan Thomas Kretschmann.
Apapun, film Indiana Jones selalu menarik untuk ditunggu. Menikmati sebuah petualangan, membaca peradaban yang terus berubah dan berkembang.
Seperti dialog Sallah pada Indiana Jones yang muncul di trailernya, “Aku rindu padang pasir. Aku merindukan laut. Aku rindu bangun setiap pagi dan bertanya-tanya, petualangan indah apa yang akan dibawa hari baru bagi kita”.
Lalu Indiana Jones menjawab, “Hari-hari itu telah, datang dan pergi”. (hdl)