Blitar (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengadakan operasi pasar murah di Istana Gebang Kota Blitar pada Sabtu (28/10). Inisiatif ini sekaligus menjadi bagian dari perayaan Hari Jadi Provinsi Jatim yang ke-78.
Operasi Pasar Murah yang diadakan di Kota Blitar bertujuan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, terutama beras, dan memastikan keterjangkauan masyarakat. Ini adalah operasi pasar ke-39 yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dalam operasi pasar tersebut, disediakan beras medium sebanyak 10 ton dengan harga Rp 10.400 per kilogram atau Rp 52.000 per 5 kilogram, serta beras premium sebanyak 2 ton dengan harga Rp 12.500 per kilogram atau Rp 60.000 per 5 kilogram. Setiap individu dapat membeli maksimal 10 kilogram beras.
Selain beras, terdapat gula sebanyak 250 kilogram dengan harga Rp 13.000 per kilogram, telur ayam ras sebanyak 200 ton dengan harga Rp 22.000 per kilogram, dan minyak goreng sebanyak 2 ribu liter dengan harga Rp 13.000 per liter. Batasan pembelian untuk gula, telur, dan minyak adalah maksimal 1 kilogram atau 2 liter per orang.
“Harga di pasar murah ini berada di bawah HET dan harga pasar. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan keterjangkauan daya beli masyarakat. Ini adalah upaya yang dilakukan di seluruh wilayah Jawa Timur,” ujar Gubernur Khofifah.
Harga komoditas tertentu di Kota Blitar pada 28 Oktober 2023 adalah sebagai berikut: beras medium Rp 11.375 per kilogram (HET Rp. 10.900 per kilogram), gula pasir Rp 15.500 per kilogram (HET Rp. 14.500 per kilogram), minyak goreng Rp 14.500 per liter (HET Rp. 14.000 per liter), dan telur ayam ras Rp 24.500 per kilogram (HET Rp. 27.000 per kilogram).
Gubernur Khofifah mendesak para Bupati dan Walikota untuk melaksanakan operasi pasar di wilayah masing-masing secara lebih komprehensif. Hal ini bertujuan agar stabilitas kebutuhan pokok di berbagai daerah tetap terjaga.
“Semua kebutuhan yang dijual di pasar memiliki harga di bawah HET dan HPP. Tujuannya adalah agar keterjangkauan masyarakat dan daya beli mereka dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan rumah tangga mereka,” tambahnya.
Khofifah mengklaim bahwa saat ini stok beras di Jawa Timur dalam kondisi aman. Hingga saat ini, Jawa Timur telah mengirimkan logistik ke 16 provinsi di Indonesia Timur. Sebagian besar logistik di Indonesia Timur, yaitu hampir 80%, dipasok dari Jawa Timur.
Gubernur juga berbicara tentang upaya yang diambil dalam menghadapi iklim El Nino. Mayoritas masyarakat di Kabupaten Mataraman telah menggali sumur di lahan sawah mereka sendiri. Hal ini telah terbukti efektif dalam menyediakan sumber air irigasi bagi pertanian.
Pada kesempatan ini, juga terdapat pembagian zakat produktif oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jatim, berupa uang senilai Rp 500 ribu dan sembako untuk 100 pelaku usaha ultra mikro di Kota Blitar.
Salah satu penjual nasi, Yayuk (56), merasa bersyukur atas diselenggarakannya pasar murah di Kota Blitar. Ia sangat mengapresiasi harga yang ditawarkan yang jauh lebih terjangkau dibandingkan harga pasaran.
“Saya sangat senang. Dengan harga terjangkau, saya dapat melanjutkan usaha menjual nasi dan masih menyisihkan uang untuk kebutuhan lain,” ujar Yayuk. (tok/ted)