Surabaya (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara langsung mengawal proses evakuasi bangkai ikan Paus Balin yang akan dimuseumkan di Museum Satwa Jatim Park 2, Kota Batu, pada Kamis (18/5/2023).
Prosesi evakuasi dan pengangkatan bangkai ikan Paus Balin yang mati terdampar di Pantai Kenjeran Park itu menarik perhatian masyarakat setempat karena ukurannya yang sangat besar, dengan panjang 12 meter dan berat 10 ton.
“Hari ini, Paus Balin yang ditemukan terdampar dan terjebak di Mangrove akan dibawa ke Jatim Park 2 untuk menjadi salah satu objek wisata edukasi kemaritiman. Awalnya, bangkai paus tersebut disangka oleh nelayan sebagai batu, tetapi setelah dikonfirmasi oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, ternyata itu adalah Paus Balin,” ungkap Khofifah di Pantai Kenjeran pada Kamis (18/5).
Gubernur Khofifah secara khusus mengawal proses pemindahan bangkai Paus Balin tersebut ke truk pengangkut yang dilengkapi dengan derek.
Sebelumnya, pada Sabtu malam tanggal 13 Mei 2023 sekitar pukul 20.00 WIB, seorang nelayan menemukan bangkai ikan paus di daerah pohon Mangrove di Tambakbatu, Sukolilo. Paus tersebut terperangkap di tanaman Mangrove yang jauh dari pemukiman penduduk.
Yang membuat Paus Balin ini istimewa adalah habitat aslinya bukan di perairan Indonesia, tetapi di perairan Australia. Paus ini akan dikuburkan terlebih dahulu selama satu setengah tahun, kemudian kerangkanya akan diambil dan dirangkai ulang.
“Kerangka Paus Balin ini akan melengkapi Museum Satwa di Jatim Park 2. Setelah dikuburkan selama beberapa waktu, kerangkanya akan diambil dan direkonstruksi untuk menjadi bagian dari fasilitas wisata edukasi,” papar Khofifah.
Khofifah juga menekankan pentingnya wisata edukasi terutama dalam bidang kemaritiman karena Indonesia memiliki wilayah maritim yang luas.
“Indonesia memiliki wilayah maritim yang luas. Oleh karena itu, edukasi kemaritiman sangat penting, termasuk tentang satwa laut seperti Paus Balin ini,” ujarnya.
“Izinkan kami menyampaikan terima kasih kepada tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Jatim yang terus berkoordinasi dengan tim Jatim Park 2 agar Paus Balin ini dapat disiapkan untuk melengkapi Museum Satwa di sana,” tambahnya.
Mantan Menteri Sosial RI ini menjelaskan lebih lanjut bahwa berdasarkan pemeriksaan oleh Drh. Bilqist Ari Putra, M. Si, Paus Balin adalah betina dengan panjang sekitar 12 meter dan berat sekitar 10 ton.
Paus tersebut diperkirakan telah mati selama 2-3 hari sejak ditemukan pada tanggal 14 Mei 2023. Hasil uji laboratorium terkait penyebab kematian paus tersebut akan diketahui dalam waktu 12 hari ke depan.
“Paus ini telah diautopsi dan bagian jantung serta paru-parunya diperiksa untuk mengetahui penyebab terdamparnya dan kematian paus ini. Tidak ditemukan luka atau pendarahan, dan pendengarannya masih baik,” jelasnya.
Paus Balin diikat sejauh 50 meter dari lokasi awal penemuan sebelum dipindahkan ke Pantai Kenjeran Park untuk selanjutnya diangkut ke Jatim Park.
Khofifah juga menjelaskan bahwa di Jawa Timur terdapat beberapa titik perlintasan migrasi paus, termasuk rute migrasi Paus Balin dari Australia menuju India.
“Di Jatim, terdapat beberapa titik perlintasan paus, salah satunya adalah rute migrasi Paus Balin dari Australia ke India. Ada faktor tertentu yang menyebabkan paus ini terdampar. Diperlukan waktu sekitar 12 hari oleh tim FKH Unair untuk mengetahui penyebabnya,” tuturnya.
Gubernur Jawa Timur mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dan berkoordinasi dalam pengangkutan Paus Balin ini.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dan berkoordinasi dalam pengangkutan ini, termasuk para nelayan yang menemukannya,” tutupnya. (hdl)