Palembang (pilar.id) – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhirnya memberikan dampak pada kenaikan harga dan tarif kebutuhan umum lainnya. Salah satunya adalah tarif angkutan kota (Angkot).
Setelah kenaikan harga BBM ditetapkan berlaku sejak 3 September lalu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Palembang, Sumatera Selatan akhirnya menetapkan tarif baru moda transportasi Angkot pada Rabu (7/9/2022) dengan kenaikan sebesar Rp900.
Kepala Seksi Lalu Lintas Dishub Kota Palembang Arif di Palembang mengatakan, tarif baru tersebut berlaku untuk seluruh Angkot yang memiliki izin trayek di wilayah Kota Palembang.
Rincian tarif baru tersebut antara lain, untuk penumpang Angkot kategori umum senilai Rp4.900 dan kategori pelajar Rp3.000 dalam sekali perjalanan.
“Ya, ditetapkan mulai hari ini untuk penumpang umum dari Rp4.000 naik menjadi Rp4.900 dan pelajar dari Rp2.500 naik jadi Rp3.000,” kata dia.
Menurut dia, kebijakan tarif baru Angkot tersebut sudah sesuai kesepakatan antara Dishub Palembang bersama dengan penyedia jasa Angkot dan para organisasi Paguyuban Sopir Angkot Kota Palembang.
Atas kebijakan menaikkan tarif Angkot tersebut diharapkan menjadi solusi atas permintaan dari pihak penyedia jasa angkutan umum yang terdampak setelah ada penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis pertalite.
“Sudah dikalkulasikan bersama pihak terkait, nilai tarif itulah yang disepakati merespons dampak penyesuaian harga BBM. Hasil ini secepatnya dilaporkan kepada Wali Kota Palembang untuk disahkan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dishub Palembang Afrizal Hasyim mengatakan pihaknya masih menunggu surat edaran dari Kementerian Perhubungan dan berkoordinasi dengan Dishub Provinsi terkait penetapan tarif baru moda transportasi umum darat lainnya.
Moda transportasi umum tersebut di antaranya seperti Taksi non trayek, Bus Akap Dalam Provinsi (AKDP), Antar Kota Antar Provinsi, Transmusi yang beroprasi di Kota Palembang.
“Untuk saat ini masih berlaku tarif lama, sembari menunggu penyesuaian tarif resminya dari Kementerian Perhubungan. Kami sudah berkoordinasi dengan organisasi angkutan darat (Organda),” kata dia, diketahui Organda Sumatera Selatan merekomendasikan penyesuaian tarif baru transportasi umum itu sebesar 30 persen sama seperti persentase kenaikan harga BBM subsidi. (fat)