Jakarta (pilar.id) – Masih ingat kisah heroik seorang bidan, Tessa Siswina, yang menjadi sorotan usai membantu proses persalinan penumpang di atas pesawat Citilink rute Pontianak–Surabaya pada Maret 2025 lalu?
Tessa, yang kala itu duduk di kursi 15F, awalnya tidak menyadari adanya keadaan darurat hingga pilot mengumumkan permintaan bantuan dari tenaga medis.
Setelah mengetahui ada ibu yang hendak melahirkan, Tessa tanpa ragu segera turun tangan dan melakukan proses persalinan darurat di bagian belakang kabin pesawat. Bayi laki-laki itu pun lahir dengan selamat di ketinggian 35.000 kaki di atas permukaan laut.
Momen ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya peran vital bidan sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Dalam rangka memperingati Hari Bidan Internasional yang jatuh setiap 5 Mei, aksi Tessa menjadi simbol nyata dari dedikasi profesi bidan, tidak hanya di fasilitas kesehatan tetapi juga dalam kondisi darurat sekalipun.
Menurut data dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) per 30 Mei 2024, Indonesia memiliki 257.391 bidan yang tersebar di puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah. Dari jumlah itu, 207.508 bidan bertugas di puskesmas, sementara 49.883 bidan bekerja di rumah sakit.
Meski distribusi tenaga bidan di Indonesia mencapai 86 persen, masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan dan jumlah aktual. Berdasarkan perhitungan strategis Kementerian Kesehatan, Indonesia memerlukan 558.005 bidan pada 2032, artinya masih ada kekurangan lebih dari 300 ribu bidan secara nasional.
Jumlah minimal tenaga bidan di puskesmas juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, dengan ketentuan minimal empat bidan untuk puskesmas non-rawat inap, dan tujuh bidan untuk puskesmas rawat inap, termasuk di wilayah terpencil.
Selain bertugas dalam proses persalinan, bidan juga memiliki kewenangan tambahan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, yaitu dapat menerima pelimpahan tugas medis tertentu, termasuk dalam keadaan darurat.
Hari Bidan Internasional yang diperingati setiap 5 Mei sejak 1992 oleh International Confederation of Midwives (ICM), menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap profesi ini. Tahun-tahun sebelumnya, berbagai negara memperingatinya lewat seminar, kampanye sosial, hingga kegiatan publik untuk memperkuat peran bidan dalam sistem kesehatan global. (ret/hdl)