Jakarta (pilar.id) – Morodok Techo National Stadium, Phnom Penh, Kamboja menjadi saksi dari pesona pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia yang menghiasi upacara pembukaan SEA Games XXXII/2023, Jumat (6/5/2023) malam.
Dalam arak-arakan kontingen peserta SEA Games 2023, Indonesia yang berada pada barisan kedua. Nampak Flairene Candrea Wonomiharjo memimpin barisan ini sambil membawa bendera Merah Putih.
Flairene dikenals sebagai perenang asal Indonesia, peraih medali emas dalam SEA Games ke-31 di Hanoi. Ia juga berhasil meraih emas dalam cabang renang artistik dalam PON 2021 di Papua.
Dalam arak-arakan itu Flairene nampak mengenakan pakaian adat dari Bali, pakaian penari Panji Semirang yang merupakan salah satu tari tradisional dari Pulau Dewata. Tari Panji Semirang umumnya digunakan sebagai tari pertunjukan dalam acara-acara tertentu seperti peringatan upacara keagamaan.
“Pakaiannya tidak begitu ribet dan nyaman digunakan saat berjalan sembari membawa bendera Merah Putih,” ujar Flairene.
Selain pakaian adat Bali, ada juga pakaian adat dari daerah lain di Indonesia seperti Palembang, Sumatra Selatan, yang dikenakan oleh Chef de Mission (CdM) Lexyndo Hakim. Lexy mengatakan bahwa arti dari songket Palembang sebagai ciri khas pakaian adat Palembang adalah simbol dari harapan dan keberanian.
Upacara pembukaan SEA Games 2023 Kamboja dimulai dengan 62 anak membawa bendera Kamboja sebagai pengingat bahwa Kamboja telah menanti selama 62 tahun untuk menjadi tuan rumah SEA Games terbesar di Asia Tenggara.
Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Kamboja, acara dilanjutkan dengan seni pertunjukan yang menceritakan sejarah nasional Kamboja, dengan diawali kelahiran Kerajaan Khmer.
Selama pertunjukan, terdapat berbagai seni tradisi Kamboja, termasuk Sbek Thom, permainan wayang kulit tradisional Kamboja.
Penampilan selanjutnya memperlihatkan pembangunan yang ada di Kamboja, mulai dari fasilitas kesehatan hingga toko swalayan, dan menampilkan anak muda yang menunjukkan bahwa Kamboja memasuki dalam era modern.
Para atlet dari anggota ASEAN kemudian membawa bendera nasional mereka dan menampilkan nilai dari negara masing-masing di hadapan ribuan penonton yang memadati stadion berkapasitas 60 ribu kursi tersebut.
Acara berlangsung meriah dan memperlihatkan kekayaan budaya dan sejarah dari berbagai negara anggota ASEAN. (ret/hdl)