Jakarta (pilar.id) – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya), terus berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan fokus pada pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Melalui kebijakan strategis, perusahaan ini tidak hanya berorientasi pada konstruksi semata, tetapi juga memperluas jangkauan bisnis dengan berkolaborasi dalam proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Hutama Karya juga berhasil meraih kontrak sebagai kontraktor dalam salah satu proyek dengan skema KPBU dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Tjahjo Purnomo, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, menyatakan bahwa perusahaan sedang menjajaki tiga proyek dengan skema KPBU di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Papua. Proyek-proyek tersebut mencakup pembenahan infrastruktur jalan dan pelabuhan, serta tujuan utama untuk memperkuat jaringan distribusi dan mendorong pemerataan pembangunan.
“Hutama Karya berkomitmen pada pengadaan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia. Saat ini, kami sedang menjajaki proyek KPBU Fly Over Sitinjau Lauik di Sumatra, proyek KPBU Pelabuhan Anggrek Gorontalo di Sulawesi, dan proyek KPBU Pembangunan Jalan Trans Papua Ruas Jayapura – Wamena untuk segmen Mamberamo – Elelim di Papua,” ujar Tjahjo.
Proyek KPBU Fly Over Sitinjau Lauik di Padang, Sumatra Barat, yang dimiliki oleh Kementerian PUPR, mengalokasikan nilai investasi sebesar Rp 2,8 triliun. Proyek ini menargetkan lelang prakualifikasi pada kuartal pertama tahun 2024 setelah sukses melakukan Market Sounding pada 23 November 2023.
Selanjutnya, proyek KPBU Pelabuhan Anggrek Gorontalo di bawah Kementerian Perhubungan akan mengembangkan fasilitas pelabuhan eksisting secara komersial. Hutama Karya dipilih sebagai kontraktor pelaksana oleh PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal, Badan Usaha Pelaksana (BUP) KPBU Pelabuhan Anggrek. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 1,4 triliun dengan masa pengerjaan selama dua tahun.
Terakhir, proyek KPBU Pembangunan Jalan Trans Papua Ruas Jayapura – Wamena Segmen Mamberamo – Elelim di bawah Kementerian PUPR memiliki perkiraan biaya investasi Rp 3,3 triliun. Proyek ini juga dijadwalkan untuk diselesaikan dalam dua tahun, mencakup desain, pembangunan, dan preservasi jalan serta jembatan.
Tjahjo menambahkan bahwa keberhasilan pengerjaan proyek KPBU Hutama Karya didukung oleh penerapan teknologi digital construction dan pembiayaan yang solid. “Dukungan pemerintah melalui skema pendanaan seperti Penyertaan Modal Negara (PMN) atau skema alternatif seperti Public Private Partnership (PPP) menjadi kunci kesuksesan pembangunan infrastruktur yang merata di Indonesia,” pungkas Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Sebagai informasi tambahan, Hutama Karya telah terlibat dalam proyek skema KPBU sejak tahun 2022, melalui proyek Pengembangan Proving Ground Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Bekasi di Jawa Barat. Proyek tersebut merupakan hasil kerja sama dengan PT Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG) dan saat ini telah mencapai progres konstruksi sebesar 40,72%, dengan target rampung pada tahun 2025. (riq/ted)