Pontianak (pilar.id) – Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pontianak Hamdan Darsani mengatakan bahwa informasi fakta membutuhkan verifikasi yang panjang, sedangkan berita bohong atau hoax tidak memerlukan verifikasi sehingga informasinya cepat menyebar.
“Yang harus dikuatkan tentang perdebatan soal kebenaran. Tetapi jika melakukan perdebatan maka perlu memahami sebuah fakta. Maka, harus bisa dipisahkan fakta dan kebenaran,” kata Hamdan saat mengisi diskusi pada kegiatan nonton bareng ‘A Thousand Cut’s’ pada Rabu 12 April 2023.
Nonton bareng ‘A Thousand Cut’s’ itu digelar oleh Gemawan bersama Layar Gaharu. kegiatan nonton bareng dan diskusi tersebut sebagai bentuk keikutsertaan Lembaga Gemawan untuk ikut serta dalam ruang diskusi dan pemutaran film-film oleh layar gaharu.
Layar Gaharu merupakan program pemutaran film kolaboratif yang diinisiasi oleh Ashoka.
“Nanti akan ada film yang diputar setiap bulannya karena ada film lain dengan tema yang berbeda, nah yang pertama ini film A Thousand Cuts yang bercerita tentang kebebasan pers,” ujarnya
Film Dokumenter “A Thousand Cuts”, mengisahkan perjuangan jurnalis pemenang Nobel Perdamaian 2022 Maria Ressa melawan penguasa yang menggunakan hoax dan media sosial untuk mendiskreditkan jurnalisme dan kebebasan berekspresi di Filipina.
Narasumber lainnya yakni Direktur Perkumpulan Gemawan, Laili Khainur. Menurutnya Demokrasi populis secara realita akan mengontrol realita masyarakat bahkan negara melihat aktivitas sosial sama dengan rakyat jelata.“Maria cerdas, dia tau benar celah-celah peluang yang dipegang. Mereka berjuang bahwa negara harus melindungi hak konstitusi negara,” ujarnya.
Lanjut Laili, beberapa hal yang disampaikan bahwa sekarang banyak cara untuk menyampaikan perubahan sosial salah satunya dengan menonton film dokumenter ataupun film biasa.
“Menonton film kadang bisa membuat diri semakin cerdas,” ujar Laili. (din)