Jakarta (pilar.id) – Untuk melakukan reformasi struktural, banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah Indonesia. Peneliti senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyatakan, kata kunci keberhasilan mewujudkan transformasi ekonomi ada pada reformasi struktural.
Apabila berbicara hilirisasi industri, salah satu pekerjaan rumahnya ialah menciptakan atau mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor. Untuk itu, Research and Development (RnD) menjadi penting dikembangkan di dalam negeri.
“RnD membutuhkan dukungan kebijakan baik itu fiskal maupun juga moneter,” ujar Yusuf kepada Pilar.id melalui pesan singkat, Selasa (18/1/2022).
Sementara untuk ekonomi hijau, tantangannya lebih kepada mendorong investasi untuk energi baru terbarukan (EBT). Investasi ini penting, mengingat EBT membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Terkait dengan ekonomi digital, tantangannya yaitu membangun ekosistem digital yang merata di seluruh Indonesia. Sama halnya dengan ekonomi hijau yang membutuhkan investasi besar untuk menopang pertumbuhannya.
“Sebenarnya kita punya rancangan pembangunan jangka menengah Nasional (RPJMN), yang bisa mengakomodasi kebijakan pembangunan jangka menengah,
namun memang komitmen politik menjadi penting jika ingin menjalankan kebijakan transformasi ekonomi dalam jangka menengah sampai panjang,” tukas Yusuf.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya mempercepat transformasi ekonomi besar-besaran. Hal itu bertujuan untuk menuju ke sebuah ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi.
Terdapat tiga fokus utama yang akan dilakukan terkait transformasi ekonomi besar-besaran, yaitu hilirisasi industri, ekonomi hijau, dan ekonomi digital.
“Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia tidak boleh menghentikan transformasi besar ekonomi yang tengah dilakukan oleh pemerintah,” kata Jokowi, Senin (17/1/2022). (her/din)