Jakarta (pilar.id) – Bertahun-tahun Nestlé berkomitmen meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja dan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang. Pihaknya telah menanamkan kesetaraan gender dalam berbagai praktik sumber daya manusianya dan menetapkan tujuan baru untuk mendorong tindakan lebih lanjut.
Saat ini, perempuan telah memegang sebesar 43,9 persen dari posisi manajemen perusahaan dan mewakili 35,7 persen dari jajaran direksi. Selain itu, Nestlé memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah pekerja perempuan di lebih dari 200 jajaran pemimpin senior teratas menjadi 30 persen pada tahun 2022.
“Secara global, Nestlé senantiasa berkomitmen untuk menyuarakan kesetaraan gender bagi setiap orang. Di Indonesia, kami juga mengadopsi hal ini. Kami berambisi untuk mencapai target 42 persen perempuan dalam posisi pemimpin senior dengan meningkatkan jumlah karyawan perempuan, mempercepat pengembangan karir dan program retensi mereka,” ujar Ganesan Ampalavanar, Presiden Direktur Nestlé Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga telah menerapkan kebijakan Nestlé global melalui Kebijakan Dukungan Nestlé Terhadap Orang Tua. Tujuan kebijakan ini adalah mendukung karyawan demi meningkatkan kualitas kehidupan, masa depan dan keluarga yang lebih sehat.
“Kami berkomitmen untuk memberikan lingkungan kerja yang mendukung karyawan Nestlé dan keluarganya dalam meningkatkan Gizi, Kesehatan dan Keafiatan, terutama untuk para orang tua baru,” kata Ganesan.
Untuk itu, pihaknya juga mendukung pemberian ASI eksklusif kepada bayi dengan menerapkan kebijakan seperti cuti hingga 10,5 bulan bagi orang tua sebagai pengasuh utama bayi, cuti selama 4 minggu dalam setahun cuti bagi orang tua sebagai pengasuh pendamping, program pendukung orang tua di saat musim libur seperti pop-up daycare, dan penyediaan ruang menyusui di setiap kantor di Indonesia.
“Bahkan di saat Covid-19, khusus untuk karyawan di pabrik, perusahaan juga memberikan pilihan work from home secara penuh kepada karyawan hamil hingga melahirkan demi melindungi kesehatan karyawan dan calon bayi,” tambah Ganesan.
Nestlé Indonesia telah menetapkan 5 kebijakan utama dalam memberikan dukungan terhadap orang tua. Yaitu cuti orang tua, perlindungan pekerjaan dan non-diskriminasi, perlindungan kesehatan di tempat kerja, lingkungan kerja yang kondusif untuk menyusui, dan pengaturan kerja yang fleksibel
Dijelaskan, Gender Balance Acceleration Plan Nestlé mencakup beberapa hal spesifik seperti mendukung semua manajer untuk mendorong tempat kerja yang inklusif dan menghilangkan unconscious bias, menjalankan program cuti berbayar untuk orang tua di Nestlé dan kebijakan kerja yang fleksibel di seluruh tempat Nestlé beroperasi, dan meningkatkan program bimbingan untuk mempersiapkan perempuan berpotensi tinggi untuk posisi pemimpin senior.
Selain itu juga mempekerjakan dan mempromosikan lebih banyak perempuan di posisi pemimpin senior, meninjau hasil yang ada dengan para pemimpin senior untuk mempromosikan kesetaraan gender dan memastikan kemajuannya, memastikan upah yang setara dan menghilangkan kondisi yang menciptakan kesenjangan upah gender, dan melaporkan kemajuan dalam laporan tahunan Creating Shared Value Nestlé.
Perusahaan juga meluncurkan “Kebijakan Nestlé Melawan Diskriminasi, Kekerasan, dan Pelecehan di Tempat Kerja”. Nestlé telah melatih lebih dari 64 persen karyawan di seluruh dunia tentang bias implisit atau juga disebut sebagai unconscious bias, di mana lebih dari 74 persen di antaranya adalah mengenai pencegahan pelecehan seksual.
Pelatihan ini juga melibatkan 90 persen dari semua manajer Nestlé. Upaya-upaya ini dilaksanakan untuk menghindari terbentuknya bias maupun terjadinya kesenjangan upah gender, selaras dengan kampanye International Women’s Day tahun ini yang bertema #BreakTheBias.
Di area kesetaraan gender ini, Nestlé juga telah mendapatkan pengakuan dan penerima penghargaan di dalam Indeks Kesetaraan Gender (GEI) Bloomberg 2022 selama empat tahun berturut-turut mencapai skor keseluruhan 78 persen, skor tertinggi sejauh ini, meningkat dari 68 persen di tahun sebelumnya dan di atas skor rata-rata indeks 71 persen.
GEI mengukur kesetaraan gender di lima pilar, yakni kepemimpinan dan bakat perempuan, kesetaraan upah gender, budaya inklusif, kebijakan anti pelecehan seksual, dan dukungan atas merek perempuan.
“Kami senang upaya kami untuk mendukung dan memperjuangkan kesetaraan gender diakui kembali dalam indeks tahun ini,” kata Béatrice Guillaume-Grabisch, Head of Group Human Resources and Global Business Services.
Ia percaya, dengan memperjuangkan kesetaraan gender ini akan menciptakan keputusan yang lebih baik, inovasi yang lebih kuat, dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.
“Itulah sebabnya, kami telah menetapkan tujuan yang terukur untuk memantau kemajuan sebagai bentuk tanggung jawab kami. Ini merupakan sebuah perjalanan yang menjadi acuan kami agar senantiasa dapat memberikan yang terbaik,” tutup Béatrice. (ade/hdl)