Jakarta (pilar.id) – Anggota Komisi X DPR RI PKS Fahmi Alaydroes mengaku prihatin dengan joki akademik dalam penulisan artikel ilmiah yang dilakukan oleh calon guru besar. Ironisnya, perjokian tersebut melibatkan pejabat struktural kampus, dosen hingga mahasiswa.
“Moralitas akademik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh para guru besar, justru dilanggar begitu saja tanpa ‘tahu malu’ oleh para oknum,” kata Fahmi Alaydroes, di Jakarta, Minggu (12/2/2023).
Ia mengingatkan agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) segera menindaklanjuti terkait kasus ini secara komprehensif dan cepat. Jangan sampai, kata Fahmy, noda buruk yang dilakukan oknum calon guru besar ini mencemari dunia pendidikan tinggi nasional. Apabila terbukti dugaan tersebut, pemerintah diminta bertindak tegas.
“Harus ada sanksi dan hukuman yang sepadan kepada yang terbukti melakukan tindakan tercela agar tidak lagi diulangi dan ditiru oleh yang lain,” tegas Fahmi.
Saat ini, lanjut Fahmi, Panja Pendidikan Tinggi Komisi X DPR RI sedang menyiapkan laporan kerjanya dan menemukan banyak pekerjaan rumah (PR) dalam peningkatan mutu perguruan tinggi nasional. Fahmy mengatakan, penodaan integritas akademik yang dilakukan oknum calon guru besar boleh jadi mendapat bantuan dari pihak kampus, sehingga tentu saja menambah berat lagi permasalahan pendidikan tinggi di Indonesia
“Secara umum mutu pendidikan tinggi kita, masih jauh dari harapan,” sambungnya.
Politikus PKS ini menambahkan, saat ini jumlah perguruan tinggi negeri (PTN) yang terakreditasi A hanya 34 persen, selebihnya terakreditasi biasa-biasa saja, B atau C, bahkan belum terakreditasi. Perguruan tinggi swasta (PTS), katanya, lebih parah lagi, karena hanya 2 persen yang mengantongi akreditasi A, selebihnya hanya terakreditasi B (23 persen), dan C (36 persen), belum terakreditasi 40 persen.
“Tahun 2023 ini, rangking perguruan tinggi kita berdasarkan QS World University Ranking, hanya 4 perguruan tinggi yang berada pada rangking 100-an. Satu perguruan tinggi ada di rangking 400-an, dan sisanya rangking ke-700 an sampai seribuan,” kata dia. (ach/hdl)