Surabaya (pilar.id) – Surabaya Barat kini memiliki destinasi wisata baru yang unik, Kampung Legenda, di Lidah Kulon 3, Kecamatan Lakarsantri. Kampung ini mengusung tema sejarah yang dibalut dengan suasana tempo dulu, menjadikannya tempat menarik untuk belajar dan menikmati budaya lokal.
Dengan panjang sekitar 400 meter, Kampung Legenda menawarkan suasana autentik melalui saung bambu tempat UMKM menjual beragam kuliner khas.
Mulai dari wedang hingga makanan berat, semua bisa dinikmati sembari menjelajahi kampung yang penuh ornamen unik.
Hiasan berbentuk naga, rusa, dan merak berukuran besar menghiasi area kampung, mendukung cerita rakyat seperti legenda Joko Berek alias Sawunggaling dan asal-usul Reog Ponorogo.
Pengunjung juga bisa menyewa kostum legenda untuk berfoto atau membuat konten video dengan harga mulai dari Rp 20 ribu.
Sejarah dan Edukasi Berpadu
Menurut Sugeng Heri Kuswanto, Ketua RT 5 RW 2 sekaligus inisiator Kampung Legenda, tujuan utama wisata ini adalah memperkenalkan sejarah kepada generasi muda sambil mendukung ekonomi warga lokal.
“Kami ingin menciptakan kampung yang berdikari, baik secara ekonomi maupun budaya,” jelasnya.
Selain edukasi sejarah, Kampung Legenda juga menghadirkan pasar tematik dengan sistem pembayaran menggunakan kepeng untuk memberikan pengalaman bernuansa masa lalu. Pasar ini dibuka pada minggu pertama dan ketiga setiap bulan.
Hiburan dan Potensi Wisata Air
Setiap akhir pekan, Kampung Legenda ramai dengan pengunjung yang menikmati kuliner lokal, live musik, dan kesenian tradisional.
Wawan, sapaan akrab Sugeng Heri Kuswanto, juga menyebut rencana pengembangan wisata air di Waduk Slamet sebagai bagian dari proyek selanjutnya.
“Kami ingin menjadikan Surabaya Barat sebagai kawasan wisata budaya. Kampung Legenda akan dikembangkan hingga terhubung dengan Lidah Wetan, termasuk pengelolaan wisata air,” ujarnya.
Dukungan Pemkot Surabaya
Kepala Bappedalitbang Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menjelaskan bahwa Kampung Legenda adalah bagian dari 44 kampung tematik di Surabaya.
“Kami terus mengembangkan potensi lokal untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif, termasuk ornamen sejarah dan fasilitas wisata,” ungkap Irvan.
Kolaborasi antara Pemkot, swasta, dan masyarakat diharapkan semakin meningkatkan daya tarik wisata dan perekonomian warga.
Keberadaan Kampung Legenda terbukti memberikan dampak ekonomi signifikan. “Penjual teh yang biasanya mendapat Rp 200 ribu per hari kini bisa meraup hingga Rp 700 ribu saat ada acara,” kata Wawan. (usm/hdl)