Blitar (pilar.id) – Perempuan memang memiliki peran penting dalam keluarga. Mereka tidak hanya menjadi manajer yang baik dalam pengelolaan keluarga tetapi, juga berperan besar dalam ketahanan rumah tangga.
Hal itu lah yang dilakukan sejumlah ibu-ibu di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Bermula dari keinginan untuk bisa menambah penghasilan keluarga, ibu-ibu tersebut berhasil melakukan budi daya buah melon di green house.
Langkah tersebut, dimulai oleh Endayuni, salah satu pengelola dari Mumtaz Agroo Green House Kabupaten Blitar. Ia menjadi salah satu pelopor ibu-ibu di lingkungannya untuk berkarya dan menambah pemasukan keluarga melalui budi daya tersebut.
“Jadi, ini berawal dari kami yang ingin memberdayakan ibu-ibu di rumah menjadi lebih produktif dan bisa mendatangkan income. Jadi, akhirnya memilih untuk membuat green house ini, memanfaatkan lahan kosong,” katanya di Blitar, Jumat (14/10/2022).
Ia mengatakan ide green house ini karena sebelumnya juga sudah punya pengalaman budi daya buah melon. Pembuatan green house ini juga berluma dari investasi yang ia lakukan bersama dua rekan lainnya.
Pemilihan melon jenis Honey Orange sebagai objek budi daya pun bukan tanpa pertimbangan. Ia menilai melon jenis ini lebih mudah dibudi daya dan memiliki segmen pasar yang sesuai dengan rencana mereka.
Sebelumnya, budi daya melon jenis ini dilakukan pada 2018 di Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, namun lebih banyak menyasar pasar luar kota.
Dirinya dengan rekan-rekannya memilih budi daya melon jenis ini dan menyasar pasar lokal. Untuk budi daya ini, lahan seluas 56 ru disulap menjadi green house. Di tempat itu, juga dilengkapi sarana seperti untuk tandon air, sehingga memudahkan proses pengairan.Sedangkan, untuk tanaman ditaruh di polybag.
Ia menyebut, buah melon jenis Honey Orange ini mempunyai masa tanam antara dua bulan hingga 2,5 bulan sudah bisa panen. Rasa dari buah ini juga manis dan dagingnya renyah.
Green house ini memang baru didirikan tahun ini, namun sudah terlihat tanaman yang dihasilkan juga bagus, sehingga produksi pun juga kualitasnya bagus.
Dari lahan seluas 56 ru itu, ditanami sekitar 1.000 batang buah melon dan saat ini sudah panen sekitar 70 persen.
“Kami panen langsung dikirim ke user. Jadi, buahnya segar. Beberapa kali kami diminta mengirim barang untuk pameran, dan selalu kurang. Dari situ, kami dapat kesimpulan buah ini disukai dan pasarnya jelas,” kata dia.
Ia mengakui, harga buah ini juga lebih mahal daripada buah melon pada umumnya. Buah melon jenis Honey Orange yang ditanam di green house yang dikelolanya dijual seharga Rp25 ribu per kilogram. Hasil penjualan juga bisa untuk menambah pemasukan keuangan keluarga.
Untuk ke depan, ia dengan rekan-rekannya ingin terus mengembangkan usaha ini. Bahkan, ke depan berharap tempat yang dikelolanya bisa menjadi wisata petik buah. Nantinya, semakin banyak masyarakat yang berkunjung, belajar sekaligus bisa membeli secara langsung buah melon yang diinginkan dengan kondisi masih segar.
“Kami minim gunakan pestisida, jadi ini buahnya sehat. Kami juga berharap ke depan tempat ini bisa dikelola menjadi wisata petik buah,” kata Endayuni.
Ia juga berterima kasih kepada pemerintah daerah yang sering memberikan kesempatan untuk iku pameran di daerah. Dengan itu, melon hasil budi daya di green house yang dikelola dengan teman-temannya bisa menjadi lebih dikenal.
Salah satunya saat kegiatan pameran di alun-alun Kanigoro, Kabupaten Blitar. Bupati Blitar Rini Syarifah mengatakan pemerintah mendukung UMKM dan usaha rumah lainnya untuk selalu produktif dan maju.
Di Kabupaten Blitar, selain telur juga banyak komoditas lain yang dihasilkan termasuk sayur hingga buah.
“Di Blitar ini banyak komoditas penting termasuk sayur, buah. Kami bentuk ketahanan pangan, dengan membangun SDM,” kata Bupati. (Antara/fat)