Jakarta (pilar.id) – Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia dan Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC), memproyeksikan peningkatan aktivitas ekonomi selama perayaan Hari Raya Idul Adha 2023.
Peningkatan ini diharapkan memberikan dampak positif pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Selain pelaksanaan ibadah kurban, pertumbuhan ekonomi juga dipicu oleh sektor pariwisata di berbagai daerah, yang didorong oleh kebijakan cuti bersama yang diberlakukan oleh pemerintah.
Arsjad Rasjid mengamati potensi peningkatan kegiatan ekonomi pada perayaan tahun ini. “Kami melihat adanya potensi peningkatan nilai ekonomi dari pelaksanaan kurban tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 24 triliun. Hal ini terkait dengan penurunan status pandemi Covid-19, yang memungkinkan pelaksanaan kurban kembali normal dan pembagian daging kurban dapat mencapai lebih banyak orang dibandingkan saat pandemi,” kata Arsjad.
Selain itu, Arsjad juga berharap bahwa dengan berakhirnya status pandemi Covid-19, pembagian daging kurban tahun ini dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi kesenjangan konsumsi daging di tingkat nasional. Berdasarkan data BPS, konsumsi daging sapi dan kerbau per kapita di Indonesia diperkirakan sekitar 2,5 kilogram pada tahun 2022, jauh di bawah konsumsi rata-rata dunia sebesar 6,3 kilogram per kapita menurut data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
“Pelaksanaan kurban memiliki potensi sebagai kekuatan ekonomi yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membantu para peternak dan UMKM jika dikelola dengan baik,” tegas Arsjad.
Aldi Haryopratomo, Wakil Ketua Umum Bidang Kewirausahaan Kadin Indonesia dan Legacy Lead ASEAN Wiki Entrepreneur, menjelaskan bahwa pembelian hewan kurban melalui UMKM dapat memberikan kontribusi dalam proses ekonomi.
“UMKM memiliki peran penting dan harus dapat memanfaatkan momentum Idul Adha dengan menyediakan hewan kurban berkualitas dan mengembangkan jalur pemasaran. Pada tingkat ASEAN, kami sedang mengembangkan konsep yang disebut Wiki Entrepreneur, di mana UMKM dapat mengakses program pengembangan UMKM yang membantu mereka meningkatkan kualitas bisnis,” ujar Aldi.
Konsep Wiki Entrepreneur yang sedang dikembangkan melalui ASEAN-BAC juga memberikan peluang bagi UMKM, termasuk dalam bisnis kurban, untuk memasarkan produknya hingga ke negara-negara ASEAN lainnya.
Dengan melihat data yang ada, ASEAN juga memiliki berbagai negara dengan populasi Muslim yang besar, sehingga pasar ASEAN memiliki potensi yang baik untuk produk kurban. Hal ini terlihat dari total populasi Muslim di ASEAN yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa, yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Perusahaan-perusahaan seperti Sinar Mas, Astra International Tbk., Indika Energy, Bakrie Group, dan Mayora Group juga siap mendukung pengembangan UMKM.
“Sinar Mas selalu berkomitmen untuk mendukung potensi UMKM di Indonesia. Kami memberikan pelatihan dan pembinaan kepada UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas jangkauan mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan usaha mereka,” ujar Franky Oesman Widjaja, Chairman & CEO Sinar Mas Agribusiness and Food. (usm/hdl)