Jakarta (pilar.id) – Kepercayaan rakyat dan perusahaan terhadap Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI bisa hilang akibat kebocoran data.
Anggota Komisi 1 DPR RI Sukamta menjelaskan diperkirakan 1,3 miliar data registrasi SIM prabayar diduga bocor dan dijual di forum online breached.to.
“Kalau membaca komentar masyarakat di dunia digital, rakyat seperti kehilangan kepercayaan terhadap Kominfo,” ungkap Sukamta, di Jakata, Jumat (9/2/2022).
Menurut penjual data dengan username Bjorka, data bocor tersebut berasal dari server milik Kementerian Kominfo. Selain itu, belum ada kejelasan penyelesaian kasus kebocoran 17 juta data PLN dan 26 juta data Indihome.
“Sumber kebocoran data ini belum jelas, Kominfo dan operator seluler sama-sama mengklaim tidak ada kebocoran data,” kata Sukamta.
Menurut politikus PKS ini, tanggung jawab tentu ada pada pengelola data. Apabila dikaitkan dengan perdebatan dan keinginan pemerintah bahwa pengawas pelindungan data berada di bawah Kominfo tentu akan menjadi masalah.
“Kalau benar terjadi kebocoran data sebesar itu, ini menjadi gempa data nasional,” kata dia.
Karena itu, Sukamta meminta Kominfo untuk segera memberikan penjelasan secepatnya soal ini. Selain itu, perlu segera melakukan mitigasi risiko dan memberikan pertanggungjawaban ke publik.
“Lembaga Pengawas Pengelola Data Pribadi sebaiknya menjadi lembaga independen yang kuat dan tidak di bawah kementerian tertentu,” ungkap Sukamta.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI juga mengingatkan Kominfo untuk mengevaluasi sistem perlindungan data yang dikelolanya. Apalagi, Kominfo terus mendorong perusahaan yang mengumpulkan, mengelola, dan memproses data untuk melindungi data masyarakat.
Untuk diketahui, kasus kebocoran data berukuran 87GB terbaru ini berisikan Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor ponsel, operator seluler yang dipakai, dan tanggal registrasi. Pengumpulan data ini dilakukan oleh pemerintah yang menerapkan peraturan, pengguna ponsel harus mendaftarkan nomor HP mereka dan dilengkapi dengan KTP dan Kartu Keluarga (KK). (Akh/din)