Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melaporkan peningkatan signifikan jumlah pengunjung Kebun Raya Mangrove (KRM) Gunung Anyar.
Hingga pertengahan tahun 2024, kebun raya ini telah menerima sebanyak 43.000 pengunjung, dengan rata-rata 6.000 pengunjung per bulan.
“Kami mencatat hingga 3.000 pengunjung dalam satu hari saat tahun baru kemarin. Total akumulasi pengunjung dari tahun 2023 hingga 2024 menunjukkan kenaikan sekitar 10 persen,” kata Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, Selasa (9/7/2024).
Antiek menjelaskan bahwa peningkatan ini tidak termasuk kunjungan rombongan anak-anak yang berpartisipasi dalam program edukasi yang diselenggarakan oleh kebun raya. Setiap hari, rombongan anak-anak dari berbagai PAUD dan sekolah datang untuk belajar tentang mangrove.
“Setiap hari kami menerima kunjungan rombongan dari berbagai PAUD dan sekolah sebagai bagian dari program edukasi. Kunjungan anak-anak ini tidak kami masukkan dalam hitungan total pengunjung,” ujarnya.
Menurut Antiek, sebuah kawasan konservasi harus memenuhi lima fungsi utama agar bisa ditetapkan sebagai kebun raya: fungsi konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan. “Jadi memang salah satu fungsi yang harus dipenuhi sebagai kebun raya adalah fungsi edukasi dan penelitian,” katanya.
Kebun Raya Mangrove biasanya paling ramai dikunjungi pada masa liburan sekolah, terutama saat libur hari-hari besar keagamaan dan tahun baru. “Sebagai bagian dari fungsi edukasi dan penelitian, kebun raya ini juga menjadi tujuan favorit bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti yang melakukan penelitian atau riset,” tambah Antiek.
Saat ini, Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki 59 spesies mangrove, dengan penambahan dua spesies hasil dari eksplorasi terbaru. “Insyaallah koleksinya akan terus kita tambah. Hasil eksplorasi di salah satu hutan Banyuwangi dan Jember menunjukkan ada koleksi yang kemungkinan bisa kita ambil dalam 2 bulan mendatang,” tutur Antiek.
Selain menambah koleksi mangrove, DKPP Surabaya juga berencana menambah wahana wisata baru di kawasan kebun raya, salah satunya wahana aviari. “Tahun ini kami berencana menambah aviari untuk mendukung koleksi kami. Selain itu, science center juga akan segera siap sebagai pusat informasi bagi anak-anak, mahasiswa, atau siapa pun yang ingin belajar tentang mangrove,” katanya.
Untuk konsep dan isi di dalam science center, DKPP Surabaya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta beberapa narasumber dari pemerintah pusat. “Science center ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh perguruan tinggi, mahasiswa, atau siapa pun yang ingin mengetahui lebih banyak tentang mangrove,” ungkap Antiek.
Antiek menambahkan bahwa science center akan mendukung salah satu fungsi utama kebun raya, yaitu penelitian. Lebih dari itu, science center juga diharapkan menjadi pusat informasi bagi pelajar, mahasiswa, atau masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih banyak tentang mangrove.
“Banyak penelitian telah dilakukan di sini, termasuk manfaat mangrove sebagai bahan pangan alternatif, bahan baku kosmetik, dan produk lainnya. Penelitian ini dilakukan bersama berbagai stakeholder pendukung,” pungkasnya. (hdl)