Bandung (pilar.id) – Seorang petani sekaligus pedagang bunga bernama Mang Uprit di Ranca Upas, Bandung, Jawa Barat mengamuk. Mang Uprit mengeluarkan amarah dan unek-uneknya setelah tanaman edelweis rawa yang ia tanam dan rawat di Ranca Upas rusak.
Terlihat dalam video yang dibuat oleh Mang Uprit tersebut, kebun bunga edelweis rawanya rata dengan tanah. Kerusakan parah itu disebabkan oleh komunitas motor trail yang melintas area tersebut.
Petani yang diketahui bernama Supriatna itu naik pitam. Sambil membawa seikat bunga, ia memprotes event yang diselenggarakan oleh Perhutani.
“Lihat ini dampaknya, hancur. Lihat sama mata anda, hancur tidak?” kata Supriatna, dalam Instagram @pendaki lawas, dikutip Kamis (9/3/2023).
Supriatna mengatakan, untuk menumbuhkan kembali bunga rawa Edelweis tidak butuh. Selain itu, untuk menghijaukannya kembali juga tetap butuh waktu tidak sebentar.
“Tumbuh lagi nggak? Susah! Kapan menghijaukan lagi? Lama, butuh waktu,” bentak dia.
Apalagi, di Indonesia hanya tumbuh di 2 tempat, salah satunya di Ranca Upas dan Danau Ciharus, Kamojang, Garut, Jawa Barat. “Kamu nggak cinta lingkungan!” kata Supriatna.
Ia juga mengecam, agar Perhutani atau siapapun yang menggelar kegiatan di ruang terbuka tetap memperhatikan lingkungan sekitar. Supriatna berharap, bunga rawa tetap lestari dan tidak hanya sekedar cerita untuk anak cucu.
“Jangan pure hanya ke uang. Jujur saya emosi,” kata dia.
Tak berselang lama akun @id_pendaki mengunggah Perum Perhutani KPH Bandung, Jawa Barat melaksanakan proses rehabilitasi lingkungan di area terdampak Ranca Upas. Mereka menyatakan, siap bertanggung jawab dengan melakukan penanaman kembali.
“Kami akan jaga Ranca Upas. Mari kita bekerja sama, bukan hanya mengkritisi,” kata mereka.
Warganet memuji aksi Supriatna yang lantang membela lingkungan. Sebaliknya, warganet ikut sewot dengan perusak lingkungan serta Perhutani yang memberikan izin event tersebut.
“Tangkap panitia & pemberi izin, pidanakan,” tulis @ryanhardynata.
“Pemotor trail rata2 hanya senang bermotor, tidak paham wawasan yang seperti ini, ditempat saya pernah juga saya menemukan tanaman kantong Semar yg di pinggir jalan hutan sisa 2 pohon, yang saya tandai tiap naik gunung bahwa itu lokasi yang benar, kini musnah karena di injak-injak roda pemotor trail yang tidak bertanggung jawab,” tulis @endemik_agrobis.microgold.
“Dirusak dulu. Baru di benerin,” tulis @mullyan. (ach/fat)