Jakarta (pilar.id) – Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, efek kemunculan varian Omicron terhadap perekonomian Indonesia masih sangat kecil, bahkan tak akan terasa. Catatannya, penularan kasus di masyarakat dapat terkendali dan tidak menimbulkan dampak seperti varian Delta.
Sebab, kata dia, yang terpenting adalah bagaimana pemerintah melalukan antisipasi dan penegakan protokol kesehatan, serta terus melakukan vaksinasi di daerah-daerah yang rawan.
Atas dasar itu, Bhima memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 3 persen hingga 4 persen (year on year/yoy). Mengapa prediksi Bhima positif, karena di tahun 2021 low base effect dibanding tahun 2020, terjadi pembatasan sosial lebih ketat.
“Selain pemulihan konsumsi rumah tangga, kinerja ekspor dan investasi menopang pertumbuhan sepanjang 2021,” kata Bhima kepada Pilar.id, Jumat (17/12/2021).
Dihubungi terpisah, Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky menilai, ekonomi di Tanah Air masih akan berjalan seperti biasa pasca masuknya varian baru asal Afrika Selatan itu.
Kendati demikian, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha harus bersiap. Kata dia, semua pihak sudah harus melakukan langkah-langkah antisipatif dan mengembalikan fokus terhadap aspek kesehatan.
Kata dia, sudah hampir dua tahun Indonesia alami pandemi dan sebagian besar di kondisi yang tidak cukup baik. Biang masalahnya karena seluruh elemen masyarakat tidak serius menangani pandemi. Pemerintah, masyarakat umum, dan dunia usaha kurang serius dalam menangani kesehatan.
“Kita lihat, setiap kali angka kasus menurun, kita kemudian meningatkan aktivitas ekonomi yang kemudian mendorong angka kasus melonjak lagi,” kata dia.
Maka dari itu, dia meminta agar pemerintah dapat fokus menangani pandemi atau dari sisi kesehatan. Dengan adanya varian Omicron, belum saatnya pemerintah berbicara bagaimana menangani ekonomi.
“Pemerintah harus fokus pada penanganan pandemi dengan mengantisipasi pelebaran dari kasus Omicron ini. Jadi saya rasa saat ini fokusnya tidak berubah, yaitu di sektor kesehatan. Sektor kesehatan yang tertangani dengan baik otomatis akan membuat ekonomi di Indonesia stabil,” ujarnya. (her)