Bogor (pilar.id) – Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) bersama petani Kampung Arca, Desa Sukawangi, Puncak Dua, Bogor telah bekerja sama dalam melaksanakan program sosialisasi bertajuk ‘Pemanfaatan Limbah Organik dalam Mendukung Pertanian Sehat, Ramah Lingkungan, dan Berkelanjutan’.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran petani terhadap pentingnya pengelolaan limbah organik dan mengajak mereka untuk beralih ke metode pertanian organik dengan memanfaatkan limbah organik yang tersedia di sekitar.
Sosialisasi ini dilaksanakan pada akhir pekan yang lalu di Kampung Selawangi, Desa Sukawangi, Bogor. Hoerudin, seorang petani dari Kampung Arca yang telah lama melakukan budidaya organik, menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
Dalam sosialisasi tersebut, Hoerudin membagikan pengetahuannya mengenai budidaya organik dalam pertanian, salah satunya dengan memanfaatkan mikroorganisme lokal (MOL) sebagai dekomposer yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. MOL juga mengandung nutrisi yang berperan penting dalam menghasilkan tanaman yang bernilai gizi lebih tinggi.
MOL adalah jenis pupuk organik yang dibuat dari limbah organik seperti sisa makanan, dedaunan, buah, dan sayuran. Dengan mengolah limbah organik menjadi pupuk MOL, petani dapat mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan secara efektif mengurangi biaya pembelian pupuk kimia.
Setelah penjelasan mengenai pentingnya budidaya organik dan cara pembuatan MOL, Hoerudin dan para mahasiswa Paramadina mengajak lebih dari 20 petani yang hadir untuk membuat 3 jenis MOL, yaitu MOL Nasi, MOL Rebung, dan MOL Daun Gamal.
Peserta sosialisasi menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Sri, salah satu peserta sosialisasi yang juga petani, berharap agar kegiatan ini dapat berlanjut dan membantu kemajuan pertanian di Selawangi.
Ade, petani lainnya di wilayah tersebut, berharap bahwa dengan pengetahuan baru yang didapatkan melalui sosialisasi ini, pertanian di kampung tersebut dapat tetap mengikuti perkembangan zaman dan membantu mengurangi tingkat kemiskinan bagi para petani.
Kolaborasi antara Mahasiswa Paramadina dan Para Petani Desa Sukawangi ini diharapkan tidak hanya memberikan wawasan dan pemahaman baru bagi petani di Kampung Selawangi, tetapi juga mendorong mereka untuk menerapkan metode pertanian organik yang memberikan manfaat baik secara ekonomi maupun lingkungan.
Dengan semakin banyaknya edukasi yang diterima, diharapkan semakin banyak petani di Indonesia yang terinspirasi untuk maju dan berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan di tanah air tercinta. (usm/hdl)