Jakarta (pilar.id) – Menteri BUMN, Erick Thohir baru saja mendapatkan gelar kehormatan doktor honoris causa dari Universitas Brawijaya (UB) di Gedung Samanta UB, Malang, Jumat (3/3/2023).
Namun, penganugerahan gelar doktor kehormatan yang diberikan Universitas Brawijaya untuk Erick Thohir mendapat penolakan dari mahasiswa. Bahkan, puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya terlihat melakukan demonstrasi di luar Gedung Samanta tepat saat proses pengukuhan tersebut berlangsung.
Massa yang melakukan demonstrasi dan menolak pemberian anugerah honoris causa kepada Erick Thohir tersebut tergabung dalam Amarah Brawijaya (Aliansi Mahasiswa Resah Brawijaya).
Para mahasiswa yang tergabung di Amarah Brawijaya ini melakukan penolakan dengan dasar agar Universitas Brawijaya tidak terlibat secara langsung dalam politik praktis.
“Menuntut Universitas Brawijaya menunjukan sikap netralitas dalam Pemilu 2024. Kemudian terakhir, menuntut UB dan Erick Thohir mengeluarkan sikap atas Tragedi Kanjuruhan,” kata Ginting.
Di sisi lain, Ketua Pelaksana kegiatan Hendi Subandi mengatakan, penganugerahan ini sudah melalui tahapan sesuai regulasi dan disetujui oleh Senat Akademik baik Fakultas Ekonomi dan Bisnis maupun universitas.
Menurutnya, pemberian gelar tersebut didasarkan kepada berbagai aspek, terutama kontribusi dan pemikiran Erick pada bidang manajemen strategi melalui implementasi strategi transformasi bisnis di BUMN.
“Di bawah kepemimpinan beliau, BUMN berhasil berkontribusi kepada negara untuk menghadapi Pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” kata Hendi, Jumat (3/3/2023).
Secara rekam jejak, lanjut Hendi, sosok Erick tak hanya disegani di dalam negeri tapi juga mendapat pengakuan di luar negeri. Bahkan, pada tahun 2022, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu dinobatkan menjadi menteri terbaik.
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya Erick Thohir menjelaskan tentang konsep eternalitas transformasi yang telah diterapkan sejak dirinya menjabat sebagai Menteri BUMN RI.
Menurutnya, eternitas berarti kelanggengan atau sesuatu yang bersifat abadi. Sedangkan transformasi adalah perubahan rupa, bentuk, sifat, atau fungsi, dengan cara menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya.
Erick menyebutkan bahwa eternitas transformasi BUMN bermakna transformasi BUMN, kapan pun, oleh siapa pun dan bagaimanapun, harus kembali kepada hakikat BUMN yang diamanatkan oleh Konstitusi UUD 1945.
Konsep tersebut diawali melalui program bersih-bersih BUMN dengan dukungan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Inisiasi terbaru juga dilakukan dengan menerbitkan daftar hitam yang memuat nama-nama koruptor, sehingga mereka tidak akan masuk dalam daftar pegawai BUMN,” kata Erick. (ach/fat)