Surabaya (pilar.id) – Ada banyak cara untuk menyampaikan sebuah pesan. Seperti yang dilakukan oleh Idris Abel, yang gemar memainkan boneka tali atau biasa disebut marrionate.
Asal tahu saja, Marrionate merupakan Bahasa Prancis yang berarti boneka yang digerakkan dengan menggunakan senar. Pertunjukan Marionette menampilkan gerakan boneka menari atau suatu gerakan yang didalangi oleh seseorang.
Pada pilar.id, ia mengaku jika skill memainkan bonek tali didapat secara otodidak. Tahun 2008, ia sebenarnya sudah tertarik. Delapan tahun kemudian, ia baru belajar memainkan marrionate.
Meski bukan lulusan sarjana seni, keahlian Abel dalam memainkan marrionatte kerap menuai pujian. “Sebelum saya memainkan, saya sudah tertarik dan membuat boneka marrionate sendiri,” ungkapnya.
Abel memilih membuat dan memainkan marrionate, karena saat itu, orang yang memainkan marrionate terbilang jarang.
Ia pun bercerita, jika diawal memulai pekerjaannya harus mengamen dipinggir jalan. Secara rutin Abel beraksi saat Car Free Day di Taman Bungkul Surabaya. Di luar itu, ia juga bermain di tempat lain.
“Saya dulu sempat dikejar satpol PP dan kerap kehujanan, ya tapi sukanya semua umur bisa menikmati pertunjukan saya,” kenangnya.
Dalam pertunjukkan, Abel menyajikan beberapa karakter boneka. Seperti Pak Paimin, kakek tukang sapu jalanan. Lalu Si Tole, bocah putus sekolah yang terpaksa bekerja jadi penyemir sepatu, kemudian Engkong Somad, Mr. Skul, serta karakter Wawan dan Ratu Lebah.
Bagi Abel, memainkan boneka-boneka ini jadi kesenangan tersendiri. Tampil di event pameran, mendongeng untuk anak saat ulang tahun, dan lain sebagainya.
“Dari semua event, yang paling berarti ketika saya mendongeng di depan anak berkebutuhan khusus, bisa membuat mereka bahagia dengan pertunjukkan boneka yang saya tampilkan,” cerita pria kelahiran Jakarta ini.
Ia juga bercerita, jika dirinya memiliki panutan yang membuat Abel terus memainkan marrionate sampai saat ini, sosok itu ialah Muchtar yang ia temui di Jakarta.
“Saya dengan beliau berbeda, pak Mukhtar memainkan marrionate dengan musik dan jogetan, sedangkan saya membawakan sebuah cerita yang ada pesan moralnya. Cerita yang biasa saya angkat tentang kebersihan,” jelas pria 40 tahun ini.
Di saat masa pandemi seperti sekarang yang tak membolehkan terciptanya kerumunan, Abel disibukan memproduksi karakter marrionate yang dipesan konsumen.
Meski begitu, kedepan Abel berkeinginan untuk menambah karakter marrionatenya dan membuat cerita baru. Adanya pertunjukan selama ini, ia berharap agar pendengar dan penonton marrionate dapat bermain marrionate. “Saya harap semakin banyak yang minat untuk menonton dan memainkannya,” harap Abel. (jel/hdl)