Surabaya (pilar.id) – Cryptocurrency telah menjadi topik yang semakin mendominasi dalam percakapan ekonomi global. Klaim bahwa cryptocurrency berpotensi menggantikan mata uang konvensional di masa depan telah mengundang diskusi yang luas.
Cryptocurrency merupakan inovasi yang muncul dari penerapan teknologi blockchain, memungkinkan pencatatan dan verifikasi transaksi tanpa perlu server terpusat.
Muhammad Said Fathurrohman SE MSc, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, menyatakan bahwa cryptocurrency saat ini berada dalam tahap eksperimen dalam evolusi sistem moneter. Keberhasilannya masih bergantung pada penerimaan dan penggunaan luas oleh masyarakat global.
“Posisi cryptocurrency saat ini terlihat sebagai tahap eksperimen. Pada awalnya, teknologi ini diadopsi oleh sekelompok early adopter, namun kesuksesannya bergantung pada apakah manfaatnya dirasakan secara luas oleh masyarakat,” ungkapnya.
Kelebihan Cryptocurrency
Uang telah berevolusi dari komoditas fisik menjadi uang kertas yang didukung oleh negara. Cryptocurrency, meskipun tidak memiliki dukungan negara dan nilai tidak terkait dengan komoditas fisik, memiliki keunggulan karena tidak terpengaruh oleh intervensi pemerintah.
“Cryptocurrency memiliki keunggulan karena tidak terpengaruh oleh intervensi pemerintah. Meskipun ini tampak sebagai kelemahan, sebenarnya dapat menjadi keunggulan karena pemerintah belum tentu mengelola uang dengan baik,” jelas Said.
Tantangan Cryptocurrency
Tantangan yang dihadapi cryptocurrency untuk dapat digunakan secara luas adalah legalitasnya di bawah regulasi pemerintah. Meskipun tantangan ini signifikan, tantangan utama sebenarnya adalah terkait dengan efek jaringan atau network effect.
Setiap platform membutuhkan efek jaringan yang kuat di mana semakin banyak pengguna yang bergabung, semakin bernilai dan menarik platform tersebut. Adopsi masal dapat dipicu oleh peristiwa atau krisis ekonomi di mana cryptocurrency dapat menjadi alternatif yang menarik bagi masyarakat.
“Cryptocurrency dapat mengalami adopsi massal dalam situasi krisis ekonomi di mana mata uang konvensional mengalami kejatuhan nilai yang signifikan. Dalam kondisi seperti itu, cryptocurrency dapat menjadi alternatif solusi untuk menggantikan mata uang yang mengalami krisis tersebut,” tuturnya.
Resiko Cryptocurrency
Resiko utama cryptocurrency adalah ketidakstabilan nilainya. Meskipun fluktuasi harga bisa menjadi daya tarik bagi para investor yang menyukai risiko, bagi masyarakat umum, fluktuasi nilai yang sangat besar menjadi masalah serius.
Kehilangan nilai tabungan secara tiba-tiba bisa sangat merugikan bagi kebanyakan orang, meskipun ada potensi keuntungan yang besar. Oleh karena itu, langkah-langkah perlu diambil untuk menjadikan nilai cryptocurrency lebih stabil, seperti mengaitkannya dengan mata uang fiat atau aset lain yang stabil.
“Salah satu cara yang dapat diambil adalah dengan mengaitkannya dengan mata uang fiat atau aset lain yang stabil, sehingga mengurangi fluktuasi nilai dan membuatnya lebih mudah diterima oleh masyarakat luas,” tutupnya. (hdl)