Jakarta (pilar.id) – Beberapa waktu lalu pembahasan terkait kelainan Thalassemia Minor ramai jadi perbincangan di media sosial. Mulanya, ada pasangan calon suami-istri yang hendak menikah.
Namun, beberapa hari jelang hari pernikahan, kedua calon mempelai baru mengetahui bahwa calon suami dan calon istri sama-sama menderita Thalassemia Minor.
Pernikahan antara penderita Thalassemia Minor memang tidak disarankan karena memiliki risiko tinggi bagi keturunan mereka. Kemungkinan besar, anak dari penderita Thalassemia Minor akan menderita kelainan yang lebih parah yakni Thalassemia Mayor.
Lalu, apa itu Thalassemia Minor? Ia merupakan kelainan darah yang menyebabkan penderitanya tidak mampu memproduksi hemoglobin yang cukup untuk membawa oksigen ke dalam darah.
Kondisi ini, kerap kali menyebabkan penderitanya mengalami anemia. Sehingga, menyebabkan penderita Thalassemia Minor kerap merasa lelah, mengantuk, hingga mengalami sesak napas.
Sedangkan Thalassemia Mayor adalah kasus yang lebih parah. Penderita Thalassemia Mayor, bukan saja mengalami anemia. Namun, ia harus secara rutin mendapatkan transfusi darah dan perawatan medis khusus.
Lelaki dan perempuan pengidap Thalassemia Minor, jika menikah, lebih 50 persen kemungkinannya akan melahirkan anak dengan kelainan Thalassemia Mayor.
Anak pengidap kelainan tersebut, biasanya akan mulai mengalami gejala dalam dua tahun pertama kehidupan. Gejalanya mulai dari pucat, mudah lesu sampai selera makan buruk.
Risiko lebih besarnya, anak pengidap Thalassemia Mayor akan mudah terkena penyakit kuning. Jika tidak mendapat penanganan kesehatan yang tepat, risiko lebih besar juga mungkin terjadi.
Seperti, pembengkakan organ dalam seperti limpa, hari, hingga jantung. (fat)