Jakarta (pilar.id) — Pesatnya adopsi aset kripto di Indonesia membawa tantangan baru, terutama dalam menghadapi penggunaan kripto untuk transaksi ilegal seperti judi online.
Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dari Januari hingga September 2024, tercatat transaksi judi online senilai Rp280 triliun yang melibatkan aset kripto dan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA).
Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia. Laporan dari Chainalysis, perusahaan analitik blockchain, menunjukkan bahwa Indonesia naik ke peringkat ketiga global dalam hal adopsi kripto pada 2024.
Sepanjang Januari hingga September 2024, volume transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp426,69 triliun, meningkat 351,97% dari tahun sebelumnya.
Meski pertumbuhan ini menunjukkan minat besar terhadap kripto, pengawasan ketat tetap dibutuhkan untuk meminimalisasi transaksi ilegal.
CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, mengungkapkan bahwa adopsi kripto yang pesat ini memang mendorong ekonomi digital, namun juga membuka peluang bagi pelaku kejahatan untuk memanfaatkan aset digital dalam kegiatan ilegal seperti judi online.
“Pertumbuhan adopsi kripto sangat positif, namun di sisi lain, ini memberi peluang bagi aktor kriminal. Ini menjadi tantangan besar bagi regulator dan industri untuk menjaga keamanan dan kepercayaan publik pada ekosistem kripto,” ungkap Iqbal.
Pengawasan Kripto yang Lebih Kuat
Untuk menghadapi masalah ini, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai regulator sektor kripto memperkuat kolaborasi dengan Kejaksaan Agung dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Langkah ini dilakukan untuk menutup celah yang sering dimanfaatkan pelaku kejahatan, khususnya dalam aktivitas judi online. Sinergi antar lembaga ini diharapkan mampu menekan penyalahgunaan aset kripto di Indonesia.
Tokocrypto, sebagai salah satu pelaku industri kripto yang teregulasi, turut mendukung langkah pemerintah dalam menciptakan ekosistem kripto yang aman.
Menurut Iqbal, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam mencegah potensi penyalahgunaan kripto.
“Kami mendukung upaya pemerintah untuk menjaga ekosistem kripto yang aman dan bertanggung jawab. Adopsi kripto harus diimbangi dengan pengawasan ketat agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari celah yang ada,” jelasnya.
Tokocrypto juga menerapkan langkah-langkah keamanan seperti Travel Rules, Know Your Transaction (KYT), dan Know Your Customer (KYC) untuk memperkuat keamanan transaksi kripto.
Iqbal menambahkan, “Indonesia saat ini berada di titik penting dalam membangun ekosistem digital yang inklusif dan aman. Kolaborasi lintas sektor sangat penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar kripto besar, tetapi juga contoh dalam pengelolaan risiko kripto.”
Meningkatnya adopsi kripto di Indonesia memperlihatkan potensi besar yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Namun, tantangan dalam memberantas transaksi ilegal seperti judi online juga menekankan pentingnya peran regulator dalam mengawasi setiap aktivitas digital.
Dengan regulasi dan pengawasan yang tepat, Indonesia dapat menjadi contoh sukses dalam mengelola risiko kripto sekaligus memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat. (hdl)