Surabaya (pilar.id) – Diskriminasi terhadap ODHA, Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS, masih tumbuh di sekitar kita. Stigma ini muncul dari individu bahkan masyarakat yang percaya, HIV/AIDS muncul akibat perilaku tidak bermoral, sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Stigma negatif dan diskriminasi itu muncul tak hanya dari lingkungan luar, seringnya juga muncul dari lingkaran keluarga dan teman dekat.
Dalam kondisi demikian, Liliek Sulistyowati, lebih dikenal dengan sebutan Mami Vera, mendirikan Yayasan Abdi Asih di kawasan Dukuh Kupang Timur, Surabaya. Semata alasan kemanusiaan, ia terus mencurahkan energinya untuk menyediakan tempat bagi penderita HIV/AIDS, terutama anak-anak.
Kini, ada lima anak yang tinggal dan mendapat perawatan serta layanan kesehatan di Rumah Abdi Asih. Empat anak perempuan dan satu laki laki itu menjadi penghuni tetap rumah Abdi Asih.
Mereka adalah anak yang hidup dengan HIV/AIDS dengan stadium yang berbeda. Mikasa, Ymir, Annie, Lara, dan Armin, semua nama samaran, satu satunya anak laki laki, berasal dari kota yang berbeda.
Di tempat ini mereka rutin mendapatkan asupan antiretroviral (ARV) untuk memperlambat perkembangan virus di dalam tubuh hingga menjadi AIDS, penderita HIV.
Armin yang datang pada tahun 2014, sempat diprediksi masa hidupnya hanya dua bulan. Tapi hingga kini Armin masih hidup dengan kesehatan yang membaik. Ymir, 8 tahun, berasal dari Trenggalek datang ke Abdi Asih dengan kondisi memprihatinkan, mata kiri terluka oleh sundutan rokok keluarganya.
Sekujur tubuh penuh luka bernanah, dan HIV stadium 2. Namun perawatan dan kasih sayang yang di berikanoleh Mami Vera membuat semua kondisi memperihatinkan pada fisiknya berangsur membaik.
Selain pelayanan kesehatan, anak-anak ini juga diberi bekal pendidikan. Untuk mereka, Mami Vera mendatangkan guru privat serta guru mengaji untuk memberikan pelajaran agama.
Semua yang dilakukan oleh Mami Vera adalah bentuk kasih sayang yang tidak mereka dapat dari orang tua dan keluarga. Mami Vera memperlakukan mereka layaknya anak sendiri.
Biaya yang tidak sedikit untuk merawat anak anak ini dikumpulkan oleh Mami Vera dengan berjualan makanan di depan Rumah Abdi Asih. Baginya, segala hal yang dilakukan bagi anak anak ini tidak ada nilainya dibandingkan kesehatan dan masa depan lebih baik. (ful/hdl)