Jakarta (pilar.id) – Hingga bulan Agustus 2023, penerimaan negara Indonesia mencapai Rp1.246,97 triliun. Dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kinerja penerimaan perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga akhir Agustus 2023 masih terkendali dengan baik, sejalan dengan kinerja Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan bea masuk.
“Sejumlah kontraksi penerimaan di antaranya disebabkan oleh normalisasi harga komoditas, penurunan nilai impor, dan restitusi,” jelasnya dalam Konferensi Pers APBN KiTa edisi September 2023 secara virtual di Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Rincian penerimaan tersebut meliputi PPH Non Migas sebesar Rp708,23 triliun, PPN dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp447,58 triliun, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta pajak lainnya sebesar Rp11,6 triliun, dan PPH Migas sebesar Rp48,51 triliun.
Sementara itu, untuk kepabeanan dan cukai, pemerintah telah berhasil mengumpulkan Rp171,6 triliun atau 56,6 persen dari target yang ditetapkan. Penerimaan dari bea masuk tetap kuat, didorong oleh kenaikan tarif efektif dan penguatan kurs dolar.
Di sisi lain, penerimaan dari bea keluar dan cukai mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) dan dampak dari kebijakan flush out. Kinerja cukai hasil tembakau juga mengalami penurunan akibat penurunan produksi.
Untuk PNBP, hingga akhir Agustus 2023, pemerintah telah berhasil mengumpulkan Rp402,8 triliun. Rinciannya adalah PNBP Sumber Daya Alam (SDA) Migas sebesar Rp77 triliun, SDA Non Migas sebesar Rp97,3 triliun, Kekayaan Negara Dipisahkan sebesar Rp65,5 triliun, PNBP Lainnya sebesar Rp109 triliun, serta PNBP dari Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp54 triliun.
Sri Mulyani menyimpulkan, “APBN yang sehat dan kuat dapat melindungi masyarakat dan menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi kita. Namun, kita harus tetap waspada terhadap kondisi global yang dapat berdampak pada APBN dan ekonomi kita. Oleh karena itu, kita harus terus menjaga kesehatan APBN dan ekonomi dengan mengikuti perkembangan ekonomi dan dinamika global”. (hen/ted)