Surabaya (pilar.id) – Hari Ibu Sedunia diperingati hari ini, Minggu (8/5/2022). Peringatan Hari Ibu Internasional ini muncul dari gagasan Julia Ward Howe, advokat untuk abolisionisme, aktivis sosial, penulis, dan pejuang hak perempuan.
Howe, saat itu, menyarankan gagasan Mother’s Day di Amerika Serikat pada tahun 1872. Ia melihat liburan sebagai kesempatan untuk menyatukan perempuan dan menggalang perdamaian. Sayang, ide Hari Ibu untuk Perdamaian ini kandas mendapat pengakuan, hingga akhirnya gagasan ini kembali dimunculkan Anna Jarvis.
Sehingga perayaan Hari Ibu Internasional pertama kali dilakukan di Amerika Serikat, diinisiasi oleh wanita asal West Virginia, Anna Jarvis pada 1908. Ia menyampaikan keinginannya untuk diadakannya Hari Ibu, setelah melihat sosok ibunya yang merupakan ibu rumah tangga Appalachian muda yang telah mencoba memulai tahun 1858 untuk meningkatkan sanitasi melalui apa yang disebutnya Hari Kerja Ibu. Ia menyelenggarakan beberapa Mother’s Day Work Clubs yang membahas masalah pengasuhan anak dan kesehatan masyarakat.
Peringatan hari ibu Internasional ini bermula ketika Jarvis mengadakan acara untuk mengenang sang Ibu pada tahun 1908, dimana sudah tiga tahun sejak kematiannya. Diselenggarakan di Gereja Methodist St Andrew, Virginia Barat, Amerika Serikat, Javis menunjukkan betapa pentingnya bagi semua orang untuk berterima kasih atas kerja keras, serta pengorbanan nya dengan merayakan Hari Ibu.
Hingga akhirnya menjadi hari libur resmi Amerika Serikat sejak 1914 oleh presiden Woodrow Wilson. Peringatan ini bertujuan untuk menghormati para ibu di seluruh dunia.
Berkatnya, peringatan Hari Ibu diadakan. Sebagai pengingat atas peran ibu untuk anak dan keluarganya. Carvis juga menggunakan bungan Carnation putih sebagai penghormatan untuk mendiang ibunya. Hingga akhirnya bunga Carnation identik dengan hari ibu Internasional, dimana Carnation pink atau untuk para ibu yang masih hidup sedangkan carnation putih untuk penghormatan ibu yang telah meninggal.
Sementara itu, Hari Ibu Nasional di Indonesia telah ditetapkan dalam Dekrit Presiden Nomor 316 tahun 1956. Yaitu pada tanggal 22 Desember, tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan kongres perempuan pertama. (feb/hdl)