Semarang (pilar.id)– Wajib untuk dicicipi dan dibawa pulang oleh-oleh khas Semarang ada moaci Gemini Kentangan. Rasa yang lembut dilidah bakal membuat ketagihan.
Moaci Gemini Kentangan merupakan jajanan atau oleh-oleh yang selalu diburu oleh penikmat kuliner saat sedang ada di Kota Semarang.
Moaci, dengan tekstur kenyal lembut berpadu rasa manis, gurih dan wani dengan taburan biji wijen yang menyelimutinya.
Nano-nao rasa itulah yang menjadikan moaci Gemini Kentangan asli Semarang sebagai oleh-oleh primadona yang wajib dibungkus saat musim Lebaran.
Lantas bagaimana untuk bisa mendapatkan nikmatnya oleh-oleh legendaris moaci Gemini Kentangan terutama bagi para pemudik atau pendatang yang lagi ada di Kota Semarang.
Pemilik toko moaci Gemini Kentangan Semarang, Dewi Puspawari menuturkan rahasian nikmat dan ke khasan yang membedakan dengan moaci di daerah lain.
Kata Dewi, moaci Gemini Kentangan memiliki ciri khas, jika di daerah lain hanya berbentuk bulatan dengan balutan tepung dan di dalamnya berisi kacang. Beda dengan moaci Gemini Kentangan, kulit balutan berisi taburan wijen.
“Adanya variasi wijen taburannya dengan balutannya. Kalau jaman dahulu jadul itu hanya dengan balutan tepung,” kata Dewi Puspawati.
Sebagai genarasi kedua moaci Gemini Kentangan, Dewi hanya membuka outletnya yang sekaligus sebagai rumah leluhurnya yang ada di Jl. Kentangan Barat No. 101, Semarang.
Di outletnya pembeli bisa memilih aneka varian filling (isian) di dalamnya. Tak hanya rasa original moachi berisi kacang, kini moaci Gemini Kentangan ada isi red been, durian, cokelat, green tea, dan strowbery.
Moaci Gemini Kentangan bisa dinikmati saat bersamaan dengan kopi dan teh, bisa setiap waktu. Lebih enak saat ada keluarga dan menjadi teman perjalanan selama mudik atau balik lebaran.
Dewi menceritakan, jika moaci Gemini Kentangan dibuat dengan resep khusus, tambahan wijen merupakan yang pertama kali ada di Indonesia. Itulah yang menjadi ciri khas moaci asal Kota Atlas.
“Sejarah lampau ceritanya dari Tiongkok atau Jepang, sekarang sudah diadaptasi di Asia tenggara, di Indonesia mulai dari Jawa barat ada moachi dari Sukabumi yang packingnya pakai besek, di Semarang sudah modern dengan pakai kotak dus,” jelasnya.
Hingga saat ini, sekira 30 tahun masih bertahan dan menjadi oleh-oleh pilihan para wisatawan atau pemudik.
Untuk wijen sendiri, selain hasil kreasi moyangnya. Dalam tradisi budaya Tiongkok merupakan rempah penghangat badan. Wijen juga jadi aroma pewangi agar dinikmati lebih gurih dan harum.
“Jadi asalnya itu kan salah satu jajanan pasar, lalu dimodifikasi kasih wijen, sebagai pewangi dan penghangat badan saat dinikmati,” tuturnya.
Tiap tahun para pemudik pun rela mendatangi outletnya meski berada di tengah kota dan tengah perkampungan. Bahkan sudah banyak pelanggan pemudik yang selalu datang karena sudah paham rasa moaci Gemini Kentangan.
“Pemudik ada dari Jawa Barat, Jakarta, Bandung, Jawa timur, Surabaya kesini. Kami juga banyak saling kenal sama pelanggan pemudik tersebut karena sudah datang berkali-kali saat mudik lebaran,” ujarnya.
Untuk pemudik atau wisatawan, tak usah khawatir untuk tidak kebagian stok moaci Gemini Kentangan. Saat-saat Lebaran akan disediakan lebih dari tiga sampai lima kali stok dari hari biasanya. (Aam)