Jakarta (pilar.id) – Varian Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia, bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa (11/1/2022).
“Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada,” tegasnya. Luhut kemudian menjelaskan, hari ini jumlah kasus mencapai angka 802, tetapi sebagian masih disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Dari data itu, 537 kasus di antaranya bersumber dari PPLN. Oleh karena itu, Luhut menghimbau masyarakat untuk tidak bepergiran dulu keluar negeri dalam 2-3 minggu depan.
“Kami akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30 persen,” jelas Luhut.
Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, lanjutnya, varian omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari variant Delta.
Di Indonesia, Luhut memperkirakan puncak gelombang Omicron akan terjadi pada awal Februari. Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta.
“Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Tingkat vaksinasi sudah lebih tinggi, kapasitas testing dan tracing kita juga jauh lebih tinggi. Sistem kesehatan kita juga sudah lebih siap,” ungkapnya.
Baik dalam hal obat-obatan, termasuk molnupiravir dari Merck, tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat.
Dengan berbagai kesiapan tersebut, dan belajar dari pengalaman yang lalu, Lmeyakini jika kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain.
“Namun syaratnya kita semua harus disiplin. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan,” imbuhnya.
Di akhir penjelasnnya Luhut menyampaikan, kasus Omicron kemungkinan akan naik. Tapi masyarakat diminta agar tidak panik.
“Kita harus tetap waspada dan terus bekerja sama. Kita harus bersatu padu menghadapi musuh bersama varian Omicron. Karena hanya dengan bersatu, kita bisa mengatasi gelombang baru dan keluar dari pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya. (hdl)